
Jakarta, Petrominer – Pada awal tahun 2021, masyarakat sempat diramaikan dengan kabar pengrajin dan pedagang tahu tempe mogok akibat harga kacang kedelai yang terus meroket. Berita tentang kelangkaan tahu tempe di pasaran pun menjadi topik hangat saat itu. Harga yang murah tetapi memiliki rasa yang enak dan juga bergizi menjadikan tahu tempe sebagai makanan favorit hampir sebagian besar masyarakat Indonesia.
Bagi produsen tahu, seperti Tahu Susu Lembang di Jawa Barat dan Yung Fu di Jawa Timur, selain kacang kedelai, hal lain yang juga berperan penting dalam proses produksinya adalah gas bumi. Kedua produsen ini sudah menggunakan Gaslink dalam proses produksinya untuk menghasilkan Tahu Susu, Tahu Mentega dan Tahu Putih khas Bandung.
Manajer Operasional Tahu Susu Lembang, Rahmat Hidayat, menyatakan telah merasakan efisiensi dan kemudahan dalam menggunakan Gaslink. Tahu Susu Lembang menggunakan Gaslink untuk proses memasak di central kitchen mereka di Jalan Raya Lembang, Bandung Barat.
Selanjutnya, hasil produksi dari central kitchen akan didistribusikan ke cabang-cabang dan pusat oleh-oleh di Bandung. Dalam satu hari, Tahu Susu Lembang yang telah menjadi pengguna Gaslink sejak tahun 2017 ini mampu memproduksi sekitar 1.200 hingga 1.250 tahu per harinya.
“Sejak pakai Gaslink, sudah gak perlu repot mikirin stock gas,” ujar Rahmat, Jum’at (26/3).
Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) selaku penyedia Gaslink, menjelaskan bahwa dari total 180 pelanggan Gaslink per Februari 2021, 11 persen diantaranya adalah industri makanan dan minuman.
“Kami yakin angka ini akan terus meningkat, baik secara jumlah pelanggan maupun volume pemakaian. Hal ini sejalan dengan tren pertumbuhan leisure industry di Indonesia yang mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir dan akan kembali tumbuh pasca pandemi,” ungkap Hardiansyah.
Menurutnya, Gaslink, yang mengedepankan konsep mobility, flexibility dan reliability dalam penyaluran energi baik gas bumi sangat cocok untuk mendukung industri makanan dan minuman yang terkoneksi dengan leisure industry. Terlebih bagi industri yang berlokasi di daerah-daerah wisata yang jauh dari sumber gas ataupun jaringan pipa gas (off-grid) seperti Tahu Susu Lembang.
“Jadi, siapa sangka di dalam kelembutan dan gurihnya sepotong tahu terdapat energi baik gas bumi yang ikut mengalir di dalamnya. Gagas sebagai bagian dari Subholding Gas senantiasa siap memberikan jaminan penyediaan energi baik gas untuk kelangsungan usaha tahu yang berkelanjutan,” ujar Hardiansyah.
























