PHE ONWJ Sukses Reaktivasi Anjungan EZB

0
465
Anjungan (rig) EZB di lepas pantai Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Jakarta, Petrominer – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mencatatkan keberhasilan strategis dalam upaya optimalisasi sumur lama. Kali ini sukses menggarap dua sumur yang dihentikan produksinya tahun 2010 lalu.

General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menjelaskan reaktivasi aset yang telah lama tidak beroperasi merupakan salah satu strategi kunci Perusahaan dalam menjaga laju produksi migas di tengah tantangan penurunan produksi alamiah di lapangan-lapangan yang sudah beroperasi puluhan tahun. Setelah 14 tahun nonaktif, anjungan (rig) EZB di lepas pantai Kabupaten Subang, Jawa Barat, berhasil diaktifkan kembali, dan kini memberikan kontribusi produksi minyak mentah sebesar 374 barel minyak per hari (BOPD).

“Keberhasilan ini dicapai melalui pengaktifan kembali dua sumur awal, yakni EZB-1S dan EZB-3S, melalui tes produksi pada 26 Oktober 2025,” jelas Muzwir, Rabu (5/11).

Dia menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Perusahaan sejalan dengan komitmen PHE ONWJ sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas untuk memaksimalkan aset existing dan secara agresif mendukung pencapaian target produksi nasional demi ketahanan energi.

“Ini adalah bukti komitmen kami dalam menjalankan nilai Amanah dalam mengelola aset negara. Misi kami jelas, yaitu membangunkan kembali setiap potensi yang masih tersimpan demi kontribusi nyata bagi produksi nasional,” ujar Wira, sapaan akrab Muzwir.

Menurutnya, pencapaian di sumur EZB-1S dan EZB-3S baru permulaan. Perusahaan telah memiliki rencana kerja lanjutan yang sistematis untuk terus mengoptimalkan seluruh potensi di anjungan tersebut.

“Angka 374 BOPD ini adalah gain awal yang sangat menjanjikan. Tim akan terus melakukan monitoring ketat dan optimalisasi lebih lanjut. Rencana ke depan sudah jelas. Kami akan lanjutkan pekerjaan serupa di sumur-sumur lain di Anjungan EZB, seperti EZB-1L, EZB-4, dan EZB-2. Kami akan kejar setiap tetes minyak yang bisa diproduksi, secara aman, efisien, dan berkelanjutan,” jelas Wira.

Dia menekankan bahwa menghidupkan kembali fasilitas yang telah nonaktif selama lebih dari satu dekade bukanlah pekerjaan sederhana. Operasi ini menuntut analisis mendalam dan standar keselamatan yang ketat.

“Tim kami harus memastikan kembali integritas seluruh fasilitas, menganalisis ulang data bawah permukaan (subsurface), dan menerapkan teknologi yang adaptif untuk ‘memancing’ minyak keluar dari sumur-sumur tua ini,” ungkap Wira.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here