PGN Mulai Bangun Proyek Interkonersi Pipa SSWJ–WJA

0
773
Proyek pipa transmisi gas bumi PGN.

Jakarta, Petrominer – Subholding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), sebagai bagian dari Holding Migas PT Pertamina Persero, berkomitmen nyata dalam realisasi pengembangan pipanisasi gas bumi jangka menengah tahun 2021-2023. Ini dilakukan guna meningkatkan kualitas infrastruktur gas dan konsumsi gas bumi nasional.

Dalam waktu dekat, PGN akan mulai melaksanakan pembangunan interkoneksi jaringan pipa transmisi gas bumi di Sumatera dan Jawa. Interkoneksi ini menghubungkan Pipa Transmisi South Sumatera West Java (SSWJ), dengan panjang sekitar 1.000 km, ke Pipa Transmisi West Java Area (WJA) yang panjangnya kurang lebih 525 km.

Penandatangan kontrak Engineering, Procurement, Construction, Installation and Commissioning (EPIC) dilaksanakan oleh PGN dan PT Pratiwi Putri Sulung, Kamis (18/3). Penandatanganan Proyek Pembangunan Interkoneksi Pipa SSWJ-WJA dilaksanakan oleh GH Project Management Office PGN, Raka Haryo Indro, dan Direktur Utama Pratiwi Putri Sulung, Agus Salim, serta disaksikan Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Redy Ferryanto.

Melalui integrasi pipa transmisi ini, gas bumi dari lapangan gas Sumbagtengsel pada pipa SSJW I-Bojonegara-Cikande–Bitung akan terkoneksi dengan Stasiun Bitung pada Pipa WJA dengan ukuran pipa 24 inchi. Pengerjaan interkoneksi pipa sepanjang ±1,4 km ini akan dimulai Maret 2021 dan ditargetkan rampung pada Triwulan IV 2021.

“Misi penting kami, interkoneksi pipa SSWJ dan WJA akan meningkatkan kapasitas penyaluran secara sistem terintegrasi,” ujar Redy.

Usai penandatangan Engineering, Procurement, Construction, Installation and Commissioning (EPIC) Proyek Pembangunan Interkoneksi Pipa SSWJ-WJA oleh PT PGN Tbk. dan PT Pratiwi Putri Sulung, Kamis (18/3).

Menurutnya, Stasiun Bitung akan menyalurkan gas dari SSWJ dengan kapasitas maksimal kurang lebih 165 BBTUD untuk kebutuhan gas Pupuk Kujang Cikampek (PKC) dan RU Balongan. Pasokan ini sekaligus sebagai sumber pasokan untuk mengantisipasi natural decline dari pasokan gas di lapangan produksi Jawa Bagian Barat.

“Potensi efisiensi pemanfaatan energi dan bahan baku yang didapatkan diharapkan dapat menjadi multiplier effect bagi perekonomian nasional,” ungkap Redy.

Dari integrasi infrastruktur ini juga diharapkan dapat mendorong efisiensi biaya investasi dan operasi. Tidak hanya itu, integrase ini akan memperluas penyaluran gas ke wilayah-wilayah baru, khususnya di Jawa Bagian Barat secara berkelanjutan.

“Sebelumnya, jaminan ketersediaan gas belum cukup optimal. Maka diharapkan, adanya interkoneksi pipa Sumatera dan Jawa ini nanti dapat memperkuat kehandalan infrastruktur gas bumi di Indonesia Bagian Barat. Selanjutnya dapat membantu pemerintah dalam rangka mencapai kemandirian energi, karena pemanfaatan gas domestik diharapkan semakin meningkat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Redy menjelaskan interkoneksi pipa ini menjadi bukti milestone penting bahwa peran pengelolaan gas di Subholding sudah terintegrasi untuk melayani kebutuhan gas nasional yang handal. Kemudian nilai lebih utilisasi gas bumi yang berkelanjutan, diharap mampu berkontribusi secara nyata untuk peningkatan daya saing dan pertumbuhan perekonomian nasional.

Saat ini, PGN mengelola 96 persen infrastruktur gas bumi nasional baik pipa sepanjang 10.688 km maupun non pipa seperti fasilitas CNG dan LNG dari upstream hingga downstream. PGN mengelola seluruh rantai gas bumi termasuk CNG dan LNG dan melayani ke pengguna akhir dengan sinergi seluruh entitas anak dan afiliasi yang meliputi segmen komersial industri, UMKM, rumah tangga, pembangkit listrik, dan transportasi (SPBG).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here