
Dompu, Petrominer – PT Sumbawa Timur Mining (STM) resmi memasuki tahap studi kelayakan (Front-End Loading/FEL3) dalam pengembangan Proyek Hu’u di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Ini merupakan salah satu proyek strategis yang berpotensi menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri logam rendah karbon global.
Presiden Direktur STM, Bede Evans, mengatakan pihaknya akan memulai FEL3 secara perlahan pada Oktober 2025 dan ditargetkan selesai akhir 2026 mendatang. Studi kelayakan ini merupakan langkah penting menuju Keputusan Investasi Finansial (Financial Investment Decision/FID) yang ditargetkan pada paruh pertama 2027.
“Tahap FEL3 merupakan kelanjutan dari Pra-Studi Kelayakan (FEL2) yang telah diselesaikan pada Desember 2024. Studi tersebut berhasil mengurangi risiko teknis melalu pengujian metode pendingan air tanah dalam dan memperkuat keyakinan terhadap potensi sumber daya mineral Proyek Hu’u,” ujar Bede dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Senin (29/9).
Sejak awal 2025, pemegang Kontrak Karya Generasi ke-7 ini telah menjalani masa transisi strategis menuju FEL3. Tahapan ini fokus pada studi teknis lanjutan, tinjauan manajemen, serta pemeliharaan fasilitas eksplorasi.
Pada tahap FEL3, STM akan melakukan berbagai kajian yang lebih mendalam dan komprehensif. Kajian ini meliputi pematangan desain tambang bawah tanah, rencana pengembangan infrastruktur pendukung, asesmen lingkungan dan sosial lanjutan, konversi estimasi sumber daya menjadi cadangan, serta evaluasi lainnya untuk memastikan kelayakan keseluruhan proyek.
“Akan ada pula pendalaman studi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dilaksanakan oleh anak usaha STM, yakni PT Sumbawa Timur Geothermal (STG), sebagai bagian dari komitmen STM untuk mewujudkan pertambangan tembaga yang didukung oleh energi terbarukan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bede menyampaikan bahwa Proyek Hu’u memiliki peluang besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya melalui pengembangan mineral strategis yang penting bagi industri masa depan dan transisi energi. Apalagi, permintaan global terhadap tembaga akan terus meningkat, didorong oleh transisi energi dunia yang terus berlanjut.
“Proyek Hu’u, dengan Deposit Onto sebagai salah satu temuan tembaga-emas terbesar dalam dua dekade terakhir, berpotensi semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam rantai pasok mineral kritis dunia,” jelasnya.
Deposit Onto yang ditemukan tahun 2013 merupakan penemuan signifikan deposit tembaga-emas dalam dua dekade terakhir, ditinjau dari segi ukuran, kandungan dan kondisi tantangan eksplorasi. Dengan umur tambang yang diproyeksikan lebih dari 50 tahun, Proyek Hu’u diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 440 ribu ton tembaga dan 340 ribu ounce emas per tahun pada puncak produksinya.
“Kami percaya bahwa Indonesia tidak hanya mampu menjadi eksportir bahan mentah, tetapi juga pemimpin dalam kemajuan industri logam. Dengan dukungan kebijakan hilirisasi dan kolaborasi multipihak, STM siap berkontribusi membangun rantai pasok bernilai tambah yang tangguh dan inklusif,” tegas Bede.
Dukungan Pemangku Kepentingan
Dia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan oleh para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat dan daerah, masyarakat lokal, serta mitra teknis dan akademik. Dukungan ini menjadi fondasi penting bagi kelanjutan Proyek Hu’u menuju tahap produksi.
“Kami berharap dukungan ini terus berlanjut hingga Proyek Hu’u mencapai tahap produksi dan memberikan manfaat nyata bagi Indonesia, baik dari sisi ekonomi nasional maupun pembangunan daerah,” ungkap Bede.
Dukungan terhadap pengembangan Proyek Hu’u telah diungkapkan oleh Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, saat bertemu dengan manajemen STM di Kantor Gubernur NTB pada 15 September 2025 lalu.
“Kami melihat Proyek Hu’u sebagai peluang strategis untuk memperkuat investasi, membuka kesempatan kerja, dan menambah pendapatan daerah. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan sektor usaha, manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat,” ujar Lau Muhammad.
Hal senada juga disampaikan oleh Bupadi Dompu, Bambang Firdaus. Dia pun mendorong STM untuk terus berproses melakukan percepatan kajian, analisis, sehingga target yang diharapkan dapat lebih cepat terwujud.
“STM tidak sendiri di sini. Kami selaku Pemerintah Daerah juga siap support, siap membantu, siap mendukung sebatas kapasitas dan kewenangan yang kami miliki,” ungkap Bambang saat melakukan kunjungan kerja ke Proyek Hu’u bersama jajarannya pada 13 September 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga mengajak kepada masyarakat Dompu untuk mewujudkan iklim investasi yang lebih hangat.
“Mari sama-sama kita lebih terbuka berpikir, lebih lega kita membuka ruang iklim investasi yang lebih hangat agar teman-teman investasi dengan aman, nyaman, hadir mengelola apa yang menjadi sumber daya yang ada di Kabupaten Dompu ini. Tidak lain tujuannya adalah bagaimana kita meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Bambang.