Tambahan Penghasilan, Petani Olah Limbah Jagung Jadi Listrik

0
138
PLN Nusantara Power UP Tanjung Awar-awar memanfaatkan limbah pertanian jagung sebagai bahan campuran batubara (co-firing) pada PLTU berkapasitas terpasang 2 X 350 MW di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur.

Tuban, Petrominer – Petani jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kini merasakan manfaat nyata dari upaya transisi energi berbasis ekonomi kerakyatan. Melalui inisiatif PT PLN Nusantara Power (NP), bonggol dan jerami jagung yang semula dianggap tak bernilai kini dapat dijual untuk diolah menjadi biomassa sebagai bahan bakar campuran batubara atau co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar.

Menurut Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, program co-firing biomassa di PLTU Tanjung Awar-Awar ini merupakan bukti nyata bahwa transisi energi bisa berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program ini adalah bagian dari strategi untuk mengakselerasi swasembada energi yang berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat lokal.

“Kami tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi petani lokal yang selama ini kesulitan mengelola limbah pertaniannya,” ungkap Ruly, Jum’at (3/10).

Program pemanfaatan limbah pertanian ini dijalankan oleh PLN NP melalui Unit Pembangkitan (UP) Tanjung Awar-Awar, Tuban. Ini merupakan bagian dari program CSR bertajuk Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi (Si Pandu & Desi).

Salah seorang petani, Muzamil, dari Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur di Desa Beji, mengungkapkan limbah jagung yang selama ini hanya dibiarkan bisa mendatangkan tambahan penghasilan.

“Saat ini, limbah jagung dibeli PLTU jadi menghasilkan tambahan rupiah. Semua kelompok Sido Makmur berterima kasih kepada Bapak Ibu dari PLTU Tanjung Awar-awar yang telah mengusahakan program ini,” ujar Muzamil.

Hal senada disampaikan oleh Roni, petani lain dari Poktan Sido Makmur. Dia mengaku sangat terbantu, bukan hanya dari segi ekonomi, tapi juga dari sisi pertanian berkelanjutan berkat bantuan infrastruktur pendukung.

Alhamdulillah selama ini bonggol jagung yang nggak ada nilainya dan hanya dibakar bisa dimanfaatkan oleh PLTU dan dibeli. Kami merasa sangat terbantu dengan hal itu. Kami juga dapat bantuan sumur sibel, yang dulunya harus sewa atau mengambil air dari jauh, sekarang jadi lebih hemat dan efisien untuk mengairi sawah,” ungkap Roni.

Kabupaten Tuban merupakan sentra jagung nasional dengan produksi mencapai lebih dari 760 ribu ton per tahun. Produksi ini turut menghasilkan limbah pertanian dalam jumlah besar, seperti jerami dan bonggol jagung, yang sebelumnya dibakar dan tidak menghasilkan energi.

Kini, limbah jagung dari petani ditampung oleh Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN) yang telah dilengkapi mesin hammer mill berkapasitas minimal 8 ton per hari. Mesin tersebut merupakan hasil dukungan program CSR dari PLN NP, dan telah diuji coba pada 20 September 2025 lalu.

Ketua Koperasi ECN, Bang Am, mengungkapkan bahwa keberadaan mesin ini membuat petani tidak lagi perlu membakar sisa panen. Limbah tersebut bisa langsung dijual ke koperasi dan diolah menjadi biomassa.

“Petani tak perlu pusing lagi untuk bakar sisa selepan jagung, tinggal jual saja ke kami malah dapat uang. Dengan mesin ini, kami mampu memproduksi biomassa minimal 8 ton per hari dan siap menyerap limbah pertanian jagung sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here