Kelola Hutan Rumbai, Cara PHR Jaga Warisan Alam

0
357
Komplek Perkantoran PHR di Rumbai terasa sejuk dikelilingi hutan alam dengan pohon-pohon besar nan rimbun dan asri.

Pekanbaru, Petrominer – Setiap tanggal 5 November, bangsa Indonesia memperingatinya sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Pada hari itu, kita diajak untuk lebih mencintai menghargai dan menjaga kekayaan alam yang kita miliki.

Peringatan tersebut juga merefleksikan pentingnya menjaga hutan dan satwa dilindungi. Pasalnya, hutan dan satwa memiliki peran fundamental bagi keberlangsungan hidup di bumi. Tak sekedar tentang lingkungan, namun juga tentang kehidupan sosial dan keberlanjutan.

Hal inilah yang mendorong Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk mempertahankan dan menjaga keberadaan hutan Rumbai di sekitar komplek perkantoran. Ini juga merupakan ikhtiar PHR dalam mewarisi alam yang lestari. Alhasil, komplek perkantoran PHR terasa sejuk karena dikelilingi hutan alam dengan pohon-pohon besar nan rimbun dan asri.

“Kami menyadari, peduli terhadap lingkungan menjadi aspek penting untuk memastikan keberlanjutan alam yang seimbang,” ungkap Corporate Secretary PHR, Eviyanti Rofraida, Jum’at (7/11).

Hingga kini, menurut Eviyanti, kawasan perkantoran PHR masih menjadi rumah yang nyaman bagi satwa dilindungi karena hutan alam yang masih hijau dan terjaga. Kicauan burung di balik pucuk-pucuk pohon, diiringi gemericik air mengalir di anak sungai kian menambah suasana alam kian asri.

Keberadaan hutan Rumbai yang berdampingan dengan komplek perumahan ini seolah mengobati kerinduan alam yang harmoni. Ditambah suara hewan khas hutan tropis merdu terdengar di balik rimbunnya pohon dan semak belukar.

Terkadang, kawanan monyet ekor panjang (macaca fasciculoarus) kerap terlihat di sekitar komplek perkantoran. Mereka melompat dari pohon ke pohon lain, hidup nyaman berdampingan dengan manusia. Begitu pula, tupai tiga warna yang terlihat sangat cantik saat terlihat di salah satu pohon di kawasan hutan Rumbai Komplek perkantoran PHR.

Hutan Rumbai terbagi atas kawasan barat, timur dan koridor. Kawasan ini merupakan hutan sekunder tua yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan di sekitarnya. Luasnya mencapai 420 hektar. Terdapat juga kawasan sungai Ambang, yang menjadi salah satu jogging track menarik di sekitar hutan tropis di area Komperta Rumbai.

“Ini merupakan komitmen PHR dalam pelestarian alam, sehingga hutan dan satwanya masih tetap terjaga dan terlindungi,” ujar Eviyanti.

Sejalan dengan itu, PHR terus berupaya memupuk kesadaran pekerja dan masyarakat di sekitar kamp untuk peduli dengan lingkungan. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas ini selalu meningkatkan sosialisasi perlindungan hutan dan satwa melalui tim Operational Excellence/ Health Environmental Safety (OE/HES).

“Tim OE/HES bagian environment sudah punya program yang bagus sekali untuk perlindungan hutan, seperti dilarang berburu, peringatan keberadaan satwa sampai memasang plang peringatan daerah perlintasan satwa,” jelasnya.

Monyet ekor panjang (macaca fasciculoarus) kerap terlihat di Komplek Perkantoran PHR.

Dikelola PHR

Lebih lanjut, Evinyanti menjelaskan bahwa hutan Rumbai, yang dikelola PHR, memiliki keistimewaan flora dengan ketinggian pohon yang bervariasi, keragaman cara hidup serta tegakan pohon yang khas dengan kubah-kubahnya yang rimbun. Berdasarkan identifikasi, setidaknya terdapat 366 jenis pohon di hutan Rumbai. Pohon besar khas hutan tropis masih berdiri tegak dengan tajuknya yang rimbun.

Sebanyak empat jenis pohon dalam kategori langka yakni Saninten (castanopis argentia), Kulim (scorodocarpus borneensis), Jelutung (dyera costulata) dan Gaharu (aquilaria malaccensis). Terdapat pula dua jenis Nephentes, lima jenis anggrek dan 55 jenis jamur makrokopis.

Satwa yang mendiami hutan Rumbai pun tak kalah beragam. Berbagai jenis burung dilindungi bebas berseliweran. Setidaknya terdapat 146 spesies burung, di mana 23 spesies di antaranya masuk dalam kategori dilindungi seperti Sikep-madu Asia (permis ptilorhynchus), Elang Kelelawar (macheirampus alcinus), Enggang Cula (buceros rhinoceros) dan Cica Daun Sayap Biru (chloropsis sonnerati).

Tak kalah uniknya, terdapat pula delapan spesies primata, dengan empat spesies diantaranya dilindungi seperti Lutung Kelabu (trachypithec uscristatus), Simpai (presbytis siamensis), Owa Ungko (hylobates agilis) dan Kukang (nycticebus caucang).

Hutan Rumbai juga menyimpan keanekaragaman mamalia. Setidaknya masih terdapat 16 spesies mendiami hutan. Sebanyak 10 spesies di antaranya jenis dilindungi seperti tapir, linsang, kucing hutan, kucing emas, trenggiling, musang air, kancil, berang-berang, kucing dahan dan landak.

Tidak hanya di Rumbai, PHR juga masih memiliki hutan alam yang lestari di sekitar camp Minas dan Duri. Seperti Hutan Talang, yang saat ini masih menjadi tempat yang nyaman bagi satwa Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus).

“PHR senantiasa menjaga hutan dan satwa di manapun daerah operasinya. Aspek lingkungan menjadi perhatian utama dalam setiap aktivitas dan kinerja yang berkelanjutan. Kami memastikan operasi industri dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan demi mewariskan alam yang lestari bagi generasi mendatang,” ungkap Eviyanti.

Upaya pelestarian lingkungan diperkuat dengan pelbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan mengusung kolaborasi pentahelix pilar lingkungan.

PHR bersinergi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dalam upaya konservasi Gajah Sumatra yang berstatus endangered (terancam punah). Bersama kelompok masyarakat di Duri, PHR menerapkan agroforestri dan penanaman tanaman pakan gajah untuk mendukung ketersediaan makanan alami.

“Penanaman tanaman ekonomis yang tidak disukai gajah untuk memitigasi konflik antara gajah dan masyarakat. Begitu juga perlindungan Lutung Kokah sebagai primata endemik Sumatra yang menjadi simbol konservasi keanekaragaman hayati di wilayah operasional PHR,” jelas Eviyanti.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here