Ini Manfaat Nyata dari Pengembangan Biodiesel

0
566
Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 3rd Palm Biodiesel Conference di Yogyakarta, Kamis (24/3).

Yogyakarta, Petrominer – Pengembangan biodiesel di Indonesia memiliki peran strategis dan memberikan pengaruh positif dalam berbagai aspek. Implementasi biodiesel ini telah menjadikan Indonesia sebagai pionir dalam pemanfaatan biodiesel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyebutkan bahwa Indonesia telah mengimplementasi biodiesel 30 persen (B30) pada tahun 2020. Sementara pada dunia aviasi, uji terbang dengan menggunakan bioavtur 2,4 persen telah berhasil dilakukan dengan baik.

“Pada tahun 2021, nilai ekonomi dari implementasi B30 mencapai lebih dari US$ 4 miliar dan berhasil menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 25 juta CO2e,” jelas Arifin pada 3rd Palm Biodiesel Conference yang termasuk dalam rangkaian acara Energy Transitions Working Group (ETWG) 1 Presidensi G20 Indonesia, Kamis (24/3).

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa penerapan mandatori biodiesel yang melibatkan multi-stakeholder bukan tanpa tantangan. Ada beberapa tahapan dan juga dibutuhkan komitmen dari semua pihak.

“Jadi, sebelum dilaksanakan, penting untuk memastikan bahwa program tersebut memenuhi tiga kriteria utama, yakni layak secara teknis, dapat diandalkan secara ekonomi, dan dapat diterima secara politik serta membutuhkan komitmen dari semua pihak,” ungkap Arifin.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa pengembangan biodiesel tidak akan berhenti pada B30 saja. Kementerian ESDM berencana untuk meningkatkan tingkat pencampuran lebih tinggi lagi, dengan menerapkan bahan bakar hijau.

Saat ini kajian komprehensif sedang dilakukan. Antara lain menyiapkan kajian tekno ekonomi, kerangka regulasi, fasilitas insentif, infrastruktur, penetapan standar kualitas produk, serta pengembangan industri pendukung.

Ke depan, Kementerian ESDM akan menerapkan indikator keberlanjutan, yakni indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk tahun 2022, Kementerian ESDM akan memulai implementasi indikator keberlanjutan biodiesel secara sukarela di sisi hilir.

“Kami berharap dalam waktu dekat indikator keberlanjutan biodiesel ini dapat diterapkan, baik di sisi hulu maupun hilir,” ujar Arifin.

Biodiesel sebagai alternatif bahan bakar fosil yang dapat diandalkan telah menjadi peran strategis karena memiliki pengaruh positif dalam berbagai aspek. Biofuel yang dihasilkan dari sumber terbarukan, memberikan nilai tambah melalui hilirisasi industri pertanian dalam negeri, menstabilkan harga Crude Palm Oil (CPO), meningkatkan kesejahteraan petani kecil, menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar fosil, mengurangi bahan bakar impor, menghemat devisa negara dan neraca perdagangan, menyediakan kesempatan kerja, serta untuk menjaga ketahanan energi.

“Kami percaya bahwa kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, pasarnya besar dan akan terus tumbuh,” ujarnya.

Meski begitu, menurut Arifin, pembangunan tersebut tidak boleh berbenturan dengan pangan, pakan, dan pupuk, serta menghindari pembukaan lahan secara besar-besaran yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Diperlukan cara-cara baru yang inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi, menghasilkan bahan bakar yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, meningkatkan daya dukung lingkungan, dan lebih mensejahterakan petani.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here