
Jakarta, Petrominer – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara bertahap terus meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan, dan sekaligus menjangkau wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) dengan memanfaatkan potensi energi setempat. Pemerataan akses listrik ini menjadi salah satu tugas Pemerintah dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hingga akhir tahun 2019, Kementerian ESDM mencatat rasio elektrifikasi nasional mencapai 98,89 persen. Angka ini naik sekitar 0,59 persen dari bulan Desember 2018 yang tercatat 98,30 persen.
“Dalam lima tahun terakhir, rasio elektrifikasi meningkat 14,54 persen. Dari tahun 2014 sebesar 84,35 persen menjadi 98,89 persen tahun 2019,” ungkap Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Rida Mulyana, Jum’at (17/1).
Rida menjelaskan, rasio elektrifikasi nasional dalam lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 3 persen per tahun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata sebelumnya yang hanya mencapai 1 persen saja.
“Selama lima tahun ini kita bisa mencapai rata-rata 3 persen lebih perkembangannya. Kalau dulu, 1 persen aja sudah syukur. Yang perlu diperhatikan saat ini adalah masih ada wilayah yang capaian rasio elektrifikasinya masih di bawah rata-rata nasional yakni, Provinsi Nusa Tenggara Timur (84 persen),” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Rida menyampaikan realisasi kapasitas terpasang pembangkit listrik tahun 2019 mencapai 69,1 Giga Watt (GW). Angka ini meningkat sebesar 4,2 GW dibandingkan tahun 2018.
