
Jakarta, Petrominer – Pameran SIAL Interfood 2025 tahun ini akan menampilkan berbagai perkembangan terbaru dalam teknologi mengolah masakan. Salah satunya kelengkapan memasak yang mengadopsi teknik kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), meski dalam implementasinya teknologi ini akan menggantikan fungsi chef (koki).
Chief Executive Officer (CEO) Krista Exhibitions, Daud D. Salim menyampaikan, penyelenggaraan SIAL Interfood 2025 pada 12–5 November 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran nanti antara lain menyuguhkan smart robotic cooking. Ini merupakan sistem memasak yang dillakukan oleh satu orang koki untuk menghasilkan sejumlah masakan dengan kualitas yang diinginkan.
“Ada peralatan memasak yang peruntukannya ditujukan pada 50 restauran, dari situ, koki (chef) tersebut akan memrogram menu di alat tersebut, dengan harapan citarasa yang dihasilkan nantinya, tidak berubah (standard) dan disertai penggunaan bahan-bahan bumbu masak yang sama,” papar Daud di hadapan Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan/Events Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu, Senin (3/11).
Selain itu, pameran juga bakal menyuguhkan beragam program inspiratif yang menampilkan produk kuliner paling inovatif untuk pasar global. Ragam kegiatan menarik turut melengkapi pameran, mulai dari talk show Artisan Tea – Harmony of Science and Art, Aussie Meat Academy – Lamb Butchery Workshop, hingga seminar IPF – Indonesia Packaging Federation tentang Food Packaging Regulation Update in Indonesia.
Sementara Vinsensius Jemadu melihat even ini sebagai peluang untuk lebih banyak memperkenalkan Indonesia. Tidak hanya dari destinasi/tujuan wisata saja, namun dari segi kekayaan kulinernya. Even apapun, menurutnya, sepanjang berpotensi mendatangkan wisatawan Nusantara maupun dari mancanegara akan didukung oleh Pemerintah.
“Selama ini banyak kekayaan kuliner Indonesia dari Sabang sampai Merauke, sayangnya belum dikenal di tingkat global. Berbeda dengan makanan khas Jepang sangat terkenal, begitu juga makanan Korea, Thailand, tetapi yang punya Indonesia belum banyak dikenal. Oleh karena itu betapa pentingnya narasi, pentingnya interpretasi, pentingnya story telling di balik makanan seperti itu,” ujar Vinsensius Jemadu.
Edisi ke-26
Pertumbuhan positif industri makanan dan minuman menjadi pendorong utama terselenggaranya SIAL Interfood 2025. Pameran ini telah memasuki edisi ke-26, menghadirkan beragam inovasi, inspirasi, serta peluang bisnis terkini di sektor makanan, minuman, jasa boga, hotel, restoran, kafe hingga bakery. Ini menegaskan peran penting sektor MICE dalam mendorong pertumbuhan dan daya saing industri makanan dan minuman Indonesia di pasar global.
Sebagai pameran makanan dan minuman terbesar di Asia Tenggara, pameran ini menghadirkan lebih dari 1.500 peserta dari 26 negara, antara lain Thailand, Indonesia, Iran, Singapura, Arab Saudi, Malaysia, Vietnam, Mesir, Korea, Turki, Rusia, Jepang, Taiwan, Tiongkok, Amerika Serikat, Pakistan, Maroko, Hongkong, Filipina, India, Jordania, Palestina, Dubai (UEA), Italia, Swiss dan Jerman, termasuk 100 UMKM unggulan Indonesia dengan produk inovatif dan siap ekspor.
Selama empat hari penyelenggaraan, pameran ini menargetkan kehadiran lebih dari 90.000 pengunjung yang akan menikmati beragam peluang bisnis nspirasi, dan tren terbaru industri makanan dan minuman global. Untuk lebih memeriahkan pameran tahun ini, Krista Exhibitions menghadirkan tiga ajang besar dalam pameran ini, yaitu Seafood Show Asia Expo, INAShop Expo dan All Indonesia CoolTech Expo, yang menghadirkan pengalaman terpadu dari bahan baku, inovasi teknologi, hingga solusi bisnis ritel.
Krista Exhibitions juga berperan aktif menghadirkan program business matching yang mempertemukan pelaku usaha lokal dengan pembeli dan mitra internasional. Selain itu, pameran ini menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda dan wirausahawan baru yang ingin berinovasi dan berkontribusi dalam industri makanan dan minuman yang terus berkembang.

























