Perkuat Kelistrikan Sulsel, Presiden Resmikan Sejumlah Pembangkit

0
618
PLTB Sidrap I.

Makasar, Petrominer – Presiden Joko Widodo meresmikan dan melakukan groundbreaking enam proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Sulawesi Selatan. Tambahan kapasitas listrik hingga 757 megawatt ini untuk memperkuat sistem kelistrikan daerah Sulawesi Bagian Selatan.

Proyek ketenagalistrikan dengan nilai investasi lebih dari US$ 1,168 miliar tersebut bisa menyerap tenaga kerja hingga 4.480 orang sejak tahap konstruksi hingga operasional. Pembangkit listrik tersebut merupakan bagian dari program ketenagalistrikan 35.000 MW.

Acara peresmian dipusatkan di Desa Mattirotasi, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (2/7). Ketersediaan listrik yang memadai akan menggerakkan roda pembangunan dan investasi yang selama ini terpusat di bagian barat Indonesia bergeser ke arah timur.

Pembangkit listrik yang diresmikan Presiden Jokowi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidenreng Rappang (Sidrap) berkapasitas 75 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya, kapasitas 2×100 MW, dan PLTU Independent Power Producer (IPP) Jeneponto Ekspansi Kapasitas 2×135 MW. Sementara pembangkit yang groundbreaking adalah PLTU Sulsel Barru 2 dengan kapasitas 100 MW, Pembangkit Listrik tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk berkapasitas 40 MW, dan PLTB Tolo, Jeneponto, dengan kapasitas 72 MW.

PLTB Sidrap I menjadi pembangkit bertenaga angin skala komersial pertama di Indonesia. Penyelesaian pembangunan proyek ini dilakukan dalam waktu 2,5 tahun (Agustus 2015 s.d. Maret 2018).

Sebanyak 30 kincir angin dengan tinggi tower 80 meter dan panjang baling-baling 57 meter, masing-masing menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 MW. PLTB Sidrap I telah beroperasi akhir Maret 2018 lalu dan dapat mengaliri lebih dari 70.000 pelanggan listrik dengan daya 900 VA. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) PLTB Sidrap I ini mencapai 40%.

Peresmian PLTB Sidrap I merupakan komitmen pemerintah dalam mewujudkan bauran energi primer Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025. Peresmian proyek-proyek infrastruktur ketenagalistrikan ini juga menunjukkan kinerja Pemerintah untuk terus bekerja guna memenuhi rasio elektrifikasi di Indonesia.

PLTU Punagaya di Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Sementara PLTU Punagaya 2×100 MW dibangun sejak Mei 2015. Diresmikan juga PLTU Jeneponto Ekspansi berkapasitas 2×135 MW. Kedua pembangkit ini memperkuat sistem kelistrikan daerah Sulawesi Bagian Selatan.

Menurut Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali, kedua pembangkit ini merupakan bagian dari Program 35.000 MW yang terus dikebut pekerjaannya agar dapat mencukupi kebutuhan listrik di Indonesia. Saat ini, jumlah pembangkit program 35.000 MW yang telah beroperasi dan komisioning mencapai 2.114 MW. Sedangkan pembangkit yang sedang salam proses konstruksi mencapai 16.686 MW, dan pembangkit dalam proses financial close mencapai 13.481 MW.

“PLN juga akan segera membangun transmisi 275 kV untuk mengevakuasi daya dari Selatan ke Tenggara, mengingat tingginya potensi industri smelter disana,” kata Muhamad Ali.

PLTU Punagaya 2×100 MW merupakan pembangkit milik PLN yang berlokasi di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Investasi PLTU ini mencapai US$ 290 juta, dengan melibatkan 1.000 tenaga kerja. Unit 1 PLTU Punagaya telah beroperasi pada Desember 2017 dan Unit 2 pada Februari 2018.

Sedangkan PLTU Jeneponto Ekspansi 2×135 MW milik Independent Power Producer (IPP) mulai mengalirkan energi listrik ke sistem Sulawesi Bagian Selatan pada November 2017. Pembangkit ini juga menyerap tenaga kerja mencapai 1.000 orang pada tahap konstruksi, dan 100 orang pada tahap operasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here