
Jakarta, Petrominer — PT Medco Energi International Tbk (MedcoEnergi) menyatakan mulai merasakan atau menuai hasil akuisi yang dilakukannya setahun lalu. Perusahaan nasional ini pun bertekad untuk terus meningkatkan produksinya sambil tetap mempertahankan biaya-biaya operasi.
Dalam laporan keuangan konsolidasi auditan untuk periode yang berakhir 31 Maret 2017 (Kuartal I 2017), MedcoEnergi melaporkan volume produksi minyak dan gas bumi (migas) naik 41,7 persen menjadi 91,4 ribu barrel oil eqivalen per day (BOEPD), dibandingkan periode yang sama tahun 2016 yang sebesar 64,5 ribu BOEPD.
Menurut CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, peningkatan volume produksi ini disebabkan oleh tingginya penjualan gas dari lapangan Senoro dan kontribusi penuh sepanjang kuartal I dari Lapangan Blok B Laut Natuna Selatan, yang diakuisisi MedcoEnergi sebanyak 40% pada akhir kuartal IV 2016 lalu.
“Sekarang kita dapat melihat dampak akuisisi tahun lalu secara menyeluruh dan upaya manajemen untuk meningkatkan produksi dengan tetap mempertahankan biaya-biaya operasi. Fokus kami tetap meneruskan optimalisasi operasi dan segera menyelesaikan pembangunan proyek gas Blok A Aceh yang kompleks sesuai jadwal dan anggaran,” ujar Roberto dalam siaran pers yang diterima Petrominer, Jum’at (14/7).
Dia juga menjelaskan bahwa MedcoEnergi telah menandatangani perjanjian pembiayaan fasilitas proyek Block A Aceh dengan tiga bank internasional untuk mendapatkan pendanaan penuh pembangunan Blok A Aceh.
“Proyek ini sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah direncanakan, dan saat ini telah mencapai tahap pembangunan sebesar 48,9% dengan target produksi awal (first gas) yang dijadwalkan pada kuartal I 2018,” paparnya.
Sementara kinerja di sektor pertambangan, anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) melaporkan bahwa pemegang saham MacMahon Holdings Limited (MAH), yang berbasis di Australia dan terdaftar di Bursa Australia, telah menyetujui usulan akuisisi 44,3% MAH oleh AMNT.
Ini merupakan satu-satunya saham terbesar di MAH. Sebagai gantinya, MAH akan membeli peralatan bergerak AMNT dan menyediakan jasa penambangan kontrak untuk tambang Batu Hijau milik AMNT.
Menurut Roberto, MAH adalah penyedia terkemuka layanan penambangan yang beragam dan komprehensif untuk klien blue chip di Australia, Indonesia dan belahan dunia lainnya. MAH juga memiliki pengalaman yang luas di pertambangan permukaan dan bawah tanah.
“Ini merupakan pencapaian penting bagi perusahaan Indonesia untuk bisa berhasil berinvestasi di perusahaan kelas satu yang terdaftar di Australia di bawah proses akuisisi yang kompetitif,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, mengatakan senang dengan pencapaian kinerja yang kuat di Kuartal I 2017. Di mana produksi dan keuntungan MedcoEnergi jauh melampaui tahun sebelumnya.
Hilmi mengaku sangat senang melihat perkembangan proyek utama Blok A yang sudah mendapatkan bantuan finansial, dan tentunya juga persetujuan dari pemegang saham MacMahon atas proposal dari AMNT.
“MacMahon memiliki kemampuan khusus dalam perencanaan, perancangan dan teknologi pertambangan yang mana akan sangat mendukung strategi AMNT dalam meningkatkan daya saing investasi lapangan dan operasinya,” paparnya.
Pendapatan Medcoenergi pada kuartal I 2017 mencapai US$ 210,3 juta, atau meningkat 60,7 persen dibandingkan kuartal I 2016. Pencapaian itu dengan harga rata-rata minyak adalah US$ 51,6 per barel (naik 68,6 persen) dan gas US$ 5,5 per MMBTU (naik 33,3 persen).
Dari pendapatan sebesar itu, MedcoEnergi berhasil membukukan laba kotor kuartal I 2017 sebesar US$ 105,1 juta, dengan kenaikan marjin laba kotor sebesar 50,0 persen. Sementara EBITDA (Laba sebelum Penghasilan, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi) meningkat 63,4 persen menjadi US$ 108,2 juta tahun ke tahun, dengan marjin EBITDA sebesar 51,5 persen.
Pada kuartal I 2017, perusahaan ini membukukan laba bersih dari operasi sebesar US$ 43,1 juta, dibandingkan US$ 10,2 juta pada kuartal I 2016. Dengan marjin pendapatan bersih sebesar 20,5 persen atau naik 7,8 persen dibandingkan kuartal I 2016.
Roberto menegaskan, cash cost masih terus menjadi fokus utama MedcoEnergi pada kuartal I 2017, di mana biaya tersebut tercatat sebesar US$ 8,07 per BOE dibandingkan US$ 8,8 per BOE selama tahun 2016. Biaya ini masih sesuai dengan komitmen perusahaan untuk tetap di bawah US$ 10 per BOE sampai tahun 2020 mendatang.
Ringkasan Kinerja Kuartal I 2017
Operasional:
- Volume produksi meningkat sebesar 41,7 persen
- Produksi migas rata-rata: 91,4 ribu BOEPD (64,5 ribu BOEPD pada Kuartal I 2016)
- Produksi Minyak: 36,7 ribu BOPD (30,7 ribu BOPD pada Kuartal I 2016)
- Produksi Gas: 292,0 MMSCFD (197,6 MMSCFD pada Kuartal I 2016)
- Biaya: US$ 8,07 per BOE, jauh di bawah komitmen jangka panjang untuk tetap di bawah US$ 10 per BOE.
Keuangan:
- EBITDA sebesar US$ 108,2 juta (Kuartal I 2016, US$ 66,2 juta)
- Laba bersih sebesar US$43,1 juta (Kuartal I 2016, US$ 10,2 juta)
- Hutang turun sebesar 6 persen dari akhir tahun 2016
- Likuiditas yang solid dengan kas, investasi dan setara kas lebih dari US$ 180 juta dan US$ 190 juta dari piutang usaha.



























