Lifting Migas Belum Capai Target, Ini Penyebabnya

0
792
Capaian kinerja utama hulu migas, per 30 Juni 2022. (SKK Migas)

Jakarta, Petrominer – Meski pengeboran sumur pengembangan secara masif telah dilakukan, namun industri hulu minyak dan gas bumi (migas) belum juga bisa mencapat target produksi dan lifting tahun ini. Hingga kni, realisasi lifting migas baru mencapai 90 persen dari target sebesar 1,739 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD).

Berdasarkan data per 30 Juni 2022, realisasi lifting migas sebesar 1,739 juta BOEPD, dengan rincian lifting minyak 614,5 ribu barrel oil per day (BOPD) dan salur gas sebaesar 5.326 MMSCFD (juta kaki kubik per day). Dalam APBN 2022, lifting migas ditargetkan sebesar 1,739 juta BOPD, dengan rincian lifting minyak 703 ribu BOPD dan salur gas 5.800 MMSCFD.

Menurut Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, salah satu penyebab realisasi produksi dan lifting masih lebih rendah dibandingkan target APBN adalah karena adanya unplanned shutdown dan mundurnya penyelesaian proyek strategis nasional hulu migas yaitu Jambaran Tiung Biru dan Tangguh Train 3. Padahal kedua proyek ini telah dimasukkan dalam perhitungan pada penyusunan target lifting di APBN 2022.

“Meski begitu, program pengeboran sumur pengembangan yang masif dilakukan KKKS di luar EMCL telah mampu menunjukkan hasil positif dengan mampu menaha laju penurunan produksi dan saat ini pada fase produksi yang meningkat,” ungkap Dwi pada konferensi pers Capaian dan Kinerja Hulu Migas Semester Pertama 2022 yang diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring), Jum’at (15/7).

Dia menegaskan, SKK Migas akan terus berupaya dapat menyelesaikan proyek hulu migas nasional, termasuk proyek strategis nasional sektor hulu migas. Hingga Semester Pertama 2022 sebanyak enam proyek hulu migas sudah bisa diselesaikan dari target 12 proyek di tahun ini.

“Proyek strategis nasional hulu migas yang akan onstream di tahun 2022 adalah Jambaran Tiung Biru. Karena itu sisa tahun 2022, akan terjadi tren peningkatan produksi dan lifting migas nasional,” papar Dwi.

Realisasi produksi minyak, per 30 Juni 2022. (SKK Migas)

Dia juga menyampaikan bahwa harga minyak dunia yang tinggi dan keberhasilan dalam menerapkan efisiensi hulu migas telah memberikan dampak positif bagi penerimaan negara. Sampai Juni 2022 penerimaan negara hulu migas sudah mencapai US$ 9,7 miliar atau setara dengan Rp 140 triliun. Ini artinya sudah mencapai 97,3 persen dari target penerimaan negara pada APBN 2022 yang ditetapkan sebesar US$ 9,95 miliar.

“Kami bersyukur ditengah situasi perekonomian nasional yang belum pulih serta masih terkendalanya operasional hulu migas akibat pandemi Covid-19, industri hulu migas tetap mampu memberikan penerimaan negara yang optimal dan menjadi katalisator bagi pembangunan nasional dan menjaga keberlanjutan usaha industri penunjang nasional,” tegas Dwi.

Beberapa aktivitas utama hulu migas di kuartal kedua 2022 sudah melampaui capaian pada periode yang sama tahun 2021. Semisal pada pengeboran sumur eksplorasi yang sampai Semester Pertama 2022 sudah mencapai 16 sumur atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebanyak 13 sumur atau lebih tinggi 23 persen. Begitu pula pada kegiatan pengeboran sumur pengembangan yang mencapai 348 sumur atau lebih tinggi 87 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2021 sebanyak 186 sumur.

Dalam kesempatan itu, Dwi menyampaikan optimismenya terkait upaya-upaya penemuan cadangan migas melalui pengeboran sumur eksplorasi. Keyakinan ini didukung oleh success ratio pengeboran sumur eksplorasi di Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir mencatatkan keberhasilan yang tinggi dan diatas keberhasilan pengeboran eksplorasi dunia.

Dari 4 sumur eksplorasi yang sudah selesai ditajak hingga Semester Pertama 2022, sebanyak 3 sumur menghasilkan discovery dan 1 sumur tidak ada discovery atau success ratio mencapai 75 persen. Pada tahun 2021 success ratio pengeboran sumur eksplorasi di Indonesia mencapai 55 persen dan adapun global success ratio tahun 2021 mencapai rata-rata dunia saat itu sebesar 23,8 persen.

SKK Migas juga terus melakukan upaya untuk mengubah cadangan migas menjadi produksi dengan mendorong KKKS untuk dapat segera dilakukan plan of development (POD) dari setiap penemuan migas. Reserve Replacement Ratio (RRR) sudah mencapai 77 persen dan memberikan penambahan cadangan setara dengan 490,5 juta barel setara minyak (MMBOE) dengan prognosa hingga akhir tahun 2022 akan mencapai 219 persen.

“Untuk jangka panjang, keberhasilan mempertahankan RRR di atas target dan success ratio sumur eksplorasi yang tinggi akan menjadi modal berharga bagi upaya untuk merealisasikan target jangka panjang tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD),” ujar Dwi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here