Keren, Kurikulum PAUD Binaan Pertamina Jadi Rujukan Nasional

0
524
PAUD Alam Al-Firdaus berlokasi di Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat. (Petrominer/Pris)

Karawang, Petrominer – Permasalahan lingkungan hidup, khususnya pengelolaan sampah, merupakan tugas dan tantangan besar yang dihadapi di seluruh wilayah Indonesia. Merubah kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah bisa menjadi salah satu solusinya. Begitu pula mengajarkan anak sejak usia dini, sehingga tumbuh kepedulian dan kesadaran membuang sampah pada tempatnya.

Berangkat dari sinilah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Alam Al-Firdaus di Karawang, Jawa Barat, menyisipkan ajaran untuk peduli lingkungan dalam kurikulum belajarnya. Sambil bermain, anak-anak belia pun diajak untuk ikut mengelola sampah. Misalnya, memilah dan menaruh sampah pada tempatnya.

Dibantu Subholding Upstream Pertamina Regional Jawa Bagian Barat Field Subang, PAUD Alam di bawah Yayasan Assolahiyah ini terus mengembangkan metode pembelajarannya. Sejak tahun 2017, PAUD Alam Al-Firdaus mulai merintis pembelajaran kelola sampah bagi anak-anak usia dini. Saat ini, PAUD tersebut memiliki 73 siswa.

Melalui program CSR PELITA (Pendidikan Lingkungan untuk Anak), Field Subang membantu PAUD Alam Al-Firdaus menyusun kurikulum tematik pengelolaan sampah untuk siswa PAUD. Inisiasi dan inovasi ini membuahkan hasil, dengan terciptanya Aplikasi Belajar Kelola Sampah (ABKS), yang diresmikan pertengahan Oktober 2021.

“Aplikasi belajar mengelola sampah ini sebagai sarana mengedukasi anak agar cinta terhadap lingkungan,” ujar Yayah Nurazia, salah satu guru PAUD Alam Al-Firdaus, ketika ditemui di Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Minggu (28/11).

Menurut Yayah, aplikasi belajar mengelola sampah ini dihadirkan sebagai tindak lanjut dari kurikulum tematik pengelolaan sampah yang selama ini telah diterapkan di PAUD Alam Al-Firdaus dan satuan PAUD lainnya di Kabupaten Karawang. Melalui ABKS, anak-anak bisa lebih mudah dan senang dalam belajar serta peduli lingkungan sejak dini

Sejumlah menu dalam ABKS mengantarkan anak untuk belajar sambil bermain. Dalam menu utama belajar kelola sampah, anak-anak diperkenalkan jenis-jenis sampah organik dan non-organik, yang disertai dengan gambarnya. Selain itu, ada penjelasan visual atau video animasi untuk anak yang belum bisa membaca agar memudahkan anak untuk menangkap pesan yang disampaikan.

“Penanaman karakter peduli lingkungan diajarkan melalui berbagai strategi dan cara. Di antaranya adalah pengelolaan sampah, sedekah sampah, menabung sampah, pengurangan sampah plastik, serta pemanfaatan sampah organik dan anorganik,” ujar ibu guru yang akrab dipanggil Ibu Ais.

Aplikasi juga dilengkapi menu game animasi, belajar mewarnai, ebook dan sharing bunda. Melalui sharing bunda, orang tua anak juga bisa saling terhubung atau berdiskusi dalam mendampingi anak belajar mengelola sampah. Malahan, aplikasi tersebut sudah bisa diunduh melalui Playstore.

Ibu Ais (paling kanan) saat menjelaskan tentang PAUD Alam Al-Firdaus.

Selain ABKS, saat pandemi Covid-19, PAUD Alam Al-Firdaus juga berhasil mereplikasi kurikulum pengelolaan sampah. Bukan lagi di tingkat Kabupaten Karawang, tapi kurikulum tersebut juga dijadikan rujukan bagi PAUD secara nasional.

“Awalnya pihak Kementerian Pendidikan Nasional mengatakan itu tidak ada dasar hukumnya. Tapi kami sangat ingin melakukan itu. Akhirnya kami minta bantuan Pertamina untuk diberikan SK agar bisa direplikasi. Dan kemarin saya ke Bali, katanya nanti akan direplikasi ke seluruh PAUD di Indonesia,” jelas Ibu Ais.

Kurikulum tematik pengelolaan sampah untuk siswa PAUD tersebut disusun PAUD Alam Al-Firdaus bersama Field Subang, Southeast Asian Ministers of Education, regional Centre For Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) serta Pemerintah Kabupaten Karawang.

Pembelajaran pengelolaan sampah untuk PAUD dilakukan dengan penanaman karakter peduli lingkungan melalui berbagai strategi dan cara yang meliputi pengelolaan sampah, sedekah sampah, menabung sampah, pengurangan sampah plastik, serta pemanfaatan sampah organik dan anorganik.

Menurut Ais, untuk pembiayaan akademik dilakukan dengan cara menabung sampah. Nantinya tabungan tersebut akan dhitung, jika ada kelebihan akan dikembalikan. Namun, jika ada kekurangan maka orangtua siswa akan membayar kekurangannya tersebut.

“Rata-rata 50:50, antara yang kurang dan kelebihan tabungan sampahnya. Kami juga mengajarkan anak-anak untuk sedekah dengan sampah. Jadi ada sebagian sampah dikumpulkan untuk sedekah,” ungkapnya.

Piagam MURI Indonesia untuk PAUD Alam Al-Firdaus.

PAUD Alam Al-Firdaus tidak hanya mengajarkan anak-anak perilaku cinta lingkungan dan menerapkan sekolah berbayar sampah. Anak-anak pun bisa berkembang menjadi agent of change dengan turut mengubah perilaku orang tuanya dan masyarakat sekitar untuk merawat dan melestarikan lingkungan.

“Kami tidak hanya mengajarkan anak-anak cinta lingkugan, namun juga berkembang menjadi agent of change bagi orang tua dan masyarakat sekitar,” ujar Ibu Ais.

Sebelumnya, kurikulum pembelajaran yang diusung PAUD Alam Al-Firdaus juga mencatat prestasi gemilang lainnya. Atas inisiasi dan inovasinya dalam pendidikan pengelolaan sampah bagi anak-anak usia dini, PAUD Alam Al-Firdaus mendapat piagam penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) pada Oktober 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here