Hingga 2030, Hulu Migas Butuh Investasi US$ 186,7 Miliar

0
186
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto.

Jakarta, Petrominer – Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) terus berupaya meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan domestik yang semakin meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional. Di tahun 2050, volume konsumsi minyak diperkirakan naik 139 persen, sementara volume konsumsi gas diprediksi naik 298 persen.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyatakan dukungan investasi diperlukan agar kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas bisa dilakukan secara masif. Iklim investasi di sektor hulu migas pun terus diperbaiki melalui pemberian insentif dan perubahan kebijakan fiskal.

“Daya tarik investasi di sektor hulu migas di Indonesia sebenarnya sudah membaik, namun masih ada hal-hal yang harus terus diperbaiki,” ujar Dwi, Rabu (6/9).

Berbagai upaya yang dilakukan untuk memperbaiki iklim investasi hulu migas mulai menunjukkan dampak positif. Sejak tahun 2021, investasi di hulu migas terus mengalami kenaikan.

Di tahun 2022, investasi di hulu migas mencapai US$ 12,3 miliar atau naik 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut tercatat 5 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan investasi global.

Sementara di tahun ini, investasi hulu migas ditargetkan mencapai US$ 15,5 miliar atau naik 26 persen dibandingkan ahun lalu. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan investasi global (6,5 persen) maupun Rencana Jangka Panjang (Long Term Plan/LTP) SKK Migas yang sebelumnya mematok target US$ 13 miliar.

Menurut Dwi, SKK Migas terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional, khususnya gas bumi. Pasalnya, gas bumi memainkan peranan penting sebagai sumber energi primer selama masa transisi menuju penggunaan energi bersih melalui pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2030. Gas bumi juga dibutuhkan sebagai bahan baku untuk industri, seperti industri baja, keramik, pupuk, petrokimia dan industri lainnya.

Di sisi lain, upaya pencapaian target produksi gas sebesar 12 BSCFD juga membutuhkan dukungan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia. Ketersediaan infrastruktur yang mampu menjangkau seluruh wilayah memungkinkan gas alam yang diproduksikan oleh lapangan-lapangan migas di Indonesia bisa terserap secara optimal untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Apalagi, beberapa proyek strategis nasional dijadwalkan sudah mulai berproduksi sebelum 2030, yakni Tangguh Train 3, Indonesia Deepwater Development (IDD), dan Abadi Masela. Dari ketiga proyek tersebut, total investasi mencapai US$ 38,58 miliar dengan penambahan produksi minyak sebesar 65.000 barel per hari dan gas sebesar 3.644 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Grafik investasi di hulu migas Indonesia dalam 10 tahun terakhir dan perkiraan dalam 10 tahun ke depan.

“SKK Migas menargetkan investasi sebesar US$ 186,7 miliar untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030. Per tahun, investasi di sektor hulu migas juga ditargetkan terus mengalami kenaikan,” ungkap Dwi.

Dia menegaskan, daya tarik investasi di sektor hulu migas di Indonesia sebenarnya sudah membaik, namun masih ada hal-hal yang harus terus diperbaiki.

Pada tahun 2024, investasi untuk pengembangan lapangan gas ditargetkan sebesar US$ 8 miliar atau 50 persen dari target total investasi di sektor hulu migas yang mencapai US$ 16 miliar. Pada tahun-tahun berikutnya, nilai investasi gas ditargetkan terus mengalami kenaikan hingga mencapai US$ 12 miliar pada 2030. Saat ini, penemuan cadangan migas baru serta persetujuan plan of development (POD) di dominasi oleh gas, sehingga pengembangan proyek baru ke depan akan lebih mengarah ke gas.

Terus meningkatnya investasi di minyak, salah satunya adalah upaya untuk menahan laju decline rate dengan komitmen untuk bisa mencapai zero decline serta tambahan produksi dari proyek-proyek lapangan minyak. Salah satu investasi yang besar di minyak adalah untuk pengeboran sumur pengembangan. Untuk tahun 2023 prognosa pengeboran sumur pengembangan mencapai 919 sumur dan tahun 2024 ditargetkan dapat melebihi capaian di tahun 2023.

ICIOG 2023

Di tengah tren kenaikan investasi hulu migas, Dwi mengungkapkan masih ada tantangan yang muncul. Salah satunya adanya tuntutan untuk mengintegrasikan kegiatan usaha hulu migas dengan penerapan teknologi Carbon Capture Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS).

“Masing-masing perusahaan migas juga mendapat target untuk mencapai Net Zero Emission,” ucapnya.

Meski masih diwarnai berbagai tantangan, investasi di industri hulu migas terus mengalami peningkatan. Dalam kondisi iklim investasi yang semakin membaik, SKK Migas terus berupaya meningkatkan penanaman modal di sektor hulu migas. Salah satunya dengan kembali menggelar The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG). Tahun ini, tercatat sebagai penyelenggaraan ICIOG yang ke-4.

Mengusung tema “Advancing Energy Security Through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development”, ICIOG 2023 akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada 20-23 September 2023.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here