
Bandung, Petrominer – INPEX Masela, Ltd. (INPEX) dan SKK Migas bekerja sama dengan LAPI ITB telah merampungkan serangkaian studi teknis terkait Carbon Capture Storage (CCS) dalam proyek pengembangan lapangan gas Abadi di blok Masela. Studi ini diperlukan untuk memastikan kesiapan subsurface (bawah permukaan) dalam rencana implementasi teknologi CCS di Proyek Strategis Nasional (PSN) ini.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana, mengatakan studi ini merupakan komitmen Proyek Abadi Masela menuju Net Zero Emission serta upaya peningkatan daya saing proyek (project competitiveness) di tingkat global. Komponen CCS dirancang untuk menangkap dan menyimpan CO2 dari hasil produksi gas sehingga mendukung target dekarbonisasi sektor energi nasional.
”Studi ini menjadi dasar penting dalam merancang teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon yang sesuai dengan kondisi geologi wilayah Maluku,” ujar Taufan usai pemaparan studi teknis CCS tersebut di Fakultas Geologi ITB, Jum’at (24/10).
Studi ini merupakan salah satu tahap krusial dalam memastikan rancangan teknis yang selaras dengan aspek lingkungan serta memberikan dukungan terhadap tahapan proyek selanjutnya. Dengan selesainya studi bersama ini, INPEX bakal melanjutkan proyek ke tahap Front End Engineering Design (FEED).
“Ini merupakan perkembangan signifikan proyek Abadi Masela dalam upaya menuju produksi gas yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
Proyek Pertama
Sementara Executive Project Director INPEX Masela, Jarrad Blinco, menegaskan bahwa studi ini penting dalam perjalanan proyek LNG Abadi menuju realisasi, sekaligus bukti komitmen INPEX mendukung target nasional untuk transisi menuju energi bersih.
”Proyek ini menjadi proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi CCS dan mendorong upaya dekarbonisasi Indonesia sambil tetap menyediakan energi bagi negara,” ujar Jarrad.
Dalam kesempata itu, dia menyampaikan apresiasi kepada SKK Migas dan LAPI ITB atas kemitraan yang telah diberikan selama ini. Studi tersebut bisa diselesaikan dengan adanya dukungan dan sinergi yang baik.
“Kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap proyek ini dan terhadap keberhasilan pelaksanaan fase FEED,” ungkap Jarrad.
Studi CCS ini dimulai sejak tahun 2022 melalui kolaborasi dengan ITB untuk memberikan tinjauan subsurface yang komprehensif terkait kesiapan CCS dan mengestimasi kapasitas penyimpanan CO₂. Studi lanjutan dilaukan pada 2024 dan 2025, yang meliputi analisis laboratorium, pemodelan 3D geomekanika, serta simulasi 4D coupled flow-geomechanics untuk memahami resiko dan ketidakpastian terkait containment dan perilaku plume CO₂ yang diinjeksikan.
Menurut Peneliti LAPI ITB, Prof. Benyamin Sapiie, hasil studi CCS ini sangat bermanfaat untuk INPEX dan pemerintah, karena dapat mengetahui keekonomian dari sebuah wilayah operasi.
Keberhasilan studi ini menandai langkah penting menuju pelaksanaan penuh proyek Abadi Masela, yang direncanakan berproduksi tahun 2030, sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam mendukung transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon dari sektor hulu migas.
Volume produksi LNG tahunan dari proyek gas ini diperkirakan mencapai 9,5 juta ton, setara dengan lebih dari 10 persen impor LNG tahunan Jepang. Proyek ini diharapkan juga dapat berkontribusi dalam memperkuat ketahanan energi di Indonesia.


























