Ini Upaya Konservasi Batang Toru dan Perlindungan Orangutan Tapanuli

0
355
Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, saat tampil sebagai pembawa materi di salah satu sesi IUCN World Conservation Congress 2025, yang bertajuk "Beyond Extraction: Exploring Biodiversity Refugia in Indonesian Production Landscapes.

Jakarta, Petrominer — PT Agincourt Resources (PTAR) telah mengumumkan komitmen terhadap konservasi keanekaragaman hayati di kawasan ekosistem Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ekosistem Batang Toru adalah habitat alami orangutan Tapanuli, spesies yang berstatus Kritis (Critically Endangered) menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Komitmen yang mencakup sekitar 5.700 hektar tersebut disampaikan dalam IUCN World Conservation Congress 2025, yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu (15/10). PTAR tampil membawakan materi pada sesi bertajuk “Beyond Extraction: Exploring Biodiversity Refugia in Indonesian Production Landscapes.

Langkah pengelola Tambang Emas Martabe ini menandai tonggak baru praktik pertambangan berkelanjutan, yang menunjukkan bahwa kegiatan ekstraksi sumber daya dapat berjalan berdampingan dengan kontribusi signifikan dan terukur terhadap konservasi alam. Ekosistem Batang Toru adalah habitat alami orangutan Tapanuli, spesies yang berstatus Kritis (Critically Endangered) menurut IUCN.

Sesi ini menegaskan peran sains yang kuat dalam tata kelola lingkungan oleh sektor swasta. Digelar di Paviliun Asia IUCN dan dimoderatori oleh Prof. Jatna Supriatna, Ketua Pusat Riset Perubahan Iklim (RCCC) Lembaga Ilmu dan Lingkungan Universitas Indonesia (ISER FMIPA UI).

Sesi “Beyond Extraction”, yang juga menghadirkan sejumlah perusahaan produksi besar Indonesia, menekankan potensi lanskap industri untuk berfungsi sebagai refugia penting bagi spesies langka.

PTAR menegaskan posisinya sebagai pelopor pertambangan berpengaruh positif  pada alam (nature-positive mining), dengan menunjukkan bahwa perencanaan strategis, pengelolaan tata guna lahan yang terdedikasi, dan kolaborasi ilmiah mampu menjadikan sektor ekstraksi sumber daya sebagai mitra strategis dalam membalikkan tren kehilangan keanekaragaman hayati.

Strategi Dua Arah

Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menjelaskan strategi perusahaan melampaui sekadar pemenuhan regulasi. Tujuannya untuk mencapai dampak positif bersih (net positive impact) terhadap keanekaragaman hayati melalui dua inisiatif tata guna lahan berskala bentang alam.

Pertama, refugia di dalam konsesi tambang. PTAR secara resmi menetapkan sekitar 2.000 hektare wilayah dalam Kontrak Karya (CoW) sebagai kawasan biodiversity refugia yang dikelola secara aktif dan jangka panjang. Area ini juga berfungsi sebagai zona penyangga penting dan koridor strategis ekologis utama untuk mendukung keberlangsungan dan pergerakan satwa liar, termasuk spesies primata kunci di kawasan tersebut.

Kedua, proyek offset keanekaragaman hayati berskala besar. Perusahaan berkomitmen mengembangkan proyek biodiversity offset berskala besar di luar area operasi tambang.

Proyek kompensasi ini, yang diperkirakan mencakup sekitar 3.700 hektare, merupakan implementasi tahap akhir dari hierarki mitigasi internasional, dirancang untuk mengimbangi dampak keanekaragaman hayati yang tidak dapat dihindarkan dengan melindungi dan memulihkan kawasan yang lebih luas dan bernilai ekologis tinggi.

Menurut Ruli, komitmen tersebut melampaui batas operasional tambang. Dengan menetapkan 2.000 hektar area di dalam konsesi sebagai refugia yang dikelola, serta mengembangkan proyek offset berskala besar, PTAR memastikan perlindungan jangka panjang bagi ekosistem Batang Toru.

“Langkah ini merupakan upaya ilmiah dan strategis untuk memberikan dampak positif bersih terhadap keanekaragaman hayati,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here