Ini Proyek Energi, Kado Pertamina untuk Indonesia Capai Ketahanan Energi

0
815
Pertamina EP menigkatkan kapasitas produksi lapangan Akasia Bagus untuk mendukung ktahanan energi nasional.

Jakarta, Petrominer  Pada momentum memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, PT Pertamina (Persero) menegaskan perannya sebagai BUMN sektor energi dengan mempersembahkan beberapa proyek energi sebagai kado ulang tahun. Tentunya, kado ini untuk mewujudkan ketahanan energi untuk swasembada energi nasional.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan proyek-proyek energi Pertamina tersebut sejalan dengan tema HUT ke-80 Kemerdekaan RI yang diangkat Perusahaan yakni ”Energi Merah Putih Indonesia Maju.”

“Tema ini sebagai pengingat untuk senantiasa menghidupkan semangat perjuangan dalam membangun Indonesia menjadi lebih kuat dan bersatu, terutama dalam upaya mencapai swasembada energi dan memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia,” ujar Fadjar, Minggu (17/8).

Menurutnya, proyek energi ini tersebar dari hulu ke hilir. Tidak hanya termasuk bisnis energi hijau, proyek ini bakal memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, terbukanya lapangan kerja serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan target Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Pertama, proyek pengembangan Akasia Bagus di Indramayu, Jawa Barat, yang dikelola oleh PT Pertamina EP, anak usaha dari subholding upstream PT Pertamina Hulu Energi. Salah satu program strategisnya adalah membangun Stasiun Pengumpul Akasia Bagus Stage 1. Stasiun pengumpul ini didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dan gas bumi (migas), dari kapasitas total 1.750 barrel liquid per day (BLPD) menjadi 9.000 BLPD, serta gas dari 3 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) menjadi 22 MMSCFD.

Stasiun pengolahan minyak ini ditargetkan beroperasi secara komersil pada Agustus 2025, sedangkan untuk pengolahan gas direncanakan beroperasi pada September 2025.

Kedua, Project UCO to SAF. Kilang Pertamina telah berhasil memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai (Used Cooking Oil/UCO), dengan katalis Merah Putih inovasi Pertamina dan Institut Teknologi Bandung. SAF menjadi bahan bakar rendah emisi bersertifikat internasional pertama di Asia Tenggara, kebanggaan bagi Indonesia dan sektor penerbangan nasional.

Pada Agustus 2025 ini, SAF berbahan baku UCO ini akan diuji coba pada penerbangan komersil Pelita Air. Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang  berhasil memproduksi SAF secara komersial.

Pertamina telah mengumpulkan 59.700 liter UCO dari 1.750 warga masyarakat  di 10 titik pengumpul. Hal tersebut membuktikan berjalannya ekonomi sirkuler bagi masyarakat.

Proyek ketiga, dukungan Pertamina pada Proyek Pengembangan Industri Baterai Terintegrasi dengan kapasitas produksi 6,9 GWh per tahun pada tahap pertama. Proyek kerja sama dengan sejumlah mitra ini berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Proyek yang menyerap ribuan tenaga kerja ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada tahun 2026. Proyek ini juga memberikan dampak terhadap PDB nasional, pendapatan daerah, serta meningkatkan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sekitar lokasi.

Proyek lainnya, Pembangunan Infrastruktur Pipa Transportasi Minyak Cikampek–Plumpang. Pembangunan pipa BBM sepanjang 96 km ini merupakan bagian dari jaringan distribusi utama dari Kilang Balongan ke Plumpang, yang menyalurkan sekitar 4,6 juta kiloliter BBM per tahun. Infrastruktur ini sangat vital untuk menjamin keandalan pasokan BBM ke wilayah Jawa Barat dan Jakarta, yang menyerap sekitar 30 pesen konsumsi nasional. Pasokan pipa baja untuk pengerjaan proyek ini telah diterima dari perusahaan BUMN sehingga Pertamina mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri.

Ada juga Program Subsidi Tepat BBM dan LPG untuk melindungi masyarakat yang berhak menerima subsidi. Program ini memberikan tiga manfaat yakni kepentingan penerima subsidi tepat sasaran oleh rakyat, kepentingan akuntabilitas oleh Pemerintah, dan kepentingan sustainability bisnis Pertamina.

Program lainnya, pengembangan bahan bakar khusus ramah lingkungan yakni Pertamax Green 95 sebagai bahan bakar hasil dari pengembangan energi terbarukan, Bioetanol. Pertamina terus memperluas distribusi Pertamax Green 95 yang saat ini tersebar di DKI Jakarta Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Jumlah SPBU Pertamax Green 95 saat ini berjumlah 133 SPBU dengan penyaluran lebih dari 4.000 kiloliter.

Kemudian, Green Energy Station (GES) sebagai One Stop Integrated Energy Solution yang ramah lingkungan dengan pengembangan potensi bisnis Non Fuel. Pertamina telah mengembangkan 442 SPBU GES, 14 SPKLU dan 43 SPBKLU.

Bisnis hijau lainnya yakni panas bumi (geothermal). Pertamina telah berhasil mengembangkan beberapa wilayah kerja panas bumi.

Proyek-proyek energi Pertamina ini juga sejalan dengan program prioritas Pemerintah di bidang energi nasional dengan fokus pada peningkatan produksi migas, percepatan transisi energi bersih, dan subsidi energi yang tepat sasaran.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here