Indonesia-Brasil Perkuat Kemitraan Strategis Sektor ESDM

0
845
Penandatangan MoU sektor ESDM antara Indonesia dan Brasil di Istana Merdeka, Kamis (23/10).

Jakarta, Petrominer – Indonesia menjajaki kerja sama di sektor bioenergi dengan Brasil. Kolaborasi ini penting mengingat keberhasilan Brasil sebagai produsen etanol terbesar kedua di dunia. Apalagi, pengalaman Brasil, yang sebagian besar pasokan listriknya berasal dari energi rendah karbon, dinilai sangat relevan bagi Indonesia.

Penjajakan kerja sama tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) baru di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) yang baru ditandatangani kedua negara. MoU ini dipandang sebagai pilar krusial untuk menjamin ketahanan energi nasional, sekaligus mengakselerasi peningkatan nilai tambah sumber daya alam.

Dokumen MoU ditandatangani oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Menteri Pertambangan dan Energi Brasil, Alexandre Silveira, di Istana Merdeka, Kamis (23/10). Disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Lula da Silva menyampaikan bahwa Indonesia dan Brasil memiliki kesamaan visi dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan potensi besar untuk berperan lebih kuat di tingkat global.

“Saya datang ke sini dengan harapan tinggi untuk memperbarui kemitraan strategis kita, menjalin perjanjian baru, tidak hanya perdagangan bilateral, tetapi juga berinvestasi dalam hal-hal baru seperti kecerdasan buatan, sentralisasi data, memperdalam hubungan ilmiah dan teknologi, dan yang terpenting, memiliki kebijakan perdagangan yang seimbang antara keduanya. Kebijakan ini haruslah saling menguntungkan,” ungkapnya.

Penandatangan MoU ESDM dinilai sebagai salah satu langkah konkret untuk mewujudkan visi tersebut.

Menurut Bahlil, kesepakatan ini sebagai langkah penting untuk menerjemahkan arahan kedua presiden. Penandatanganan MoU tersebut menandai babak baru yang sangat strategis bagi kerja sama Indonesia dan Brasil.

“Kita adalah dua negara besar yang kaya akan sumber daya alam. Ini adalah komitmen untuk mendorong hasil konkret yang saling menguntungkan di sektor energi dan pertambangan,” ujarnya.

Kesepakatan baru ini mencakup kerja sama yang komprehensif, mulai dari kegiatan hulu dan hilir migas, energi baru dan terbarukan (termasuk bioenergi, surya, dan angin), efisiensi energi, modernisasi jaringan, sumber daya mineral, hingga pengembangan kapasitas SDM.

Di antara berbagai bidang tersebut, kolaborasi di sektor bioenergi menjadi salah satu yang disorot, mengingat keberhasilan Brasil sebagai produsen etanol terbesar kedua di dunia. Pengalaman Brasil, yang sebagian besar pasokan listriknya berasal dari energi rendah karbon, dinilai sangat relevan bagi Indonesia.

“Brasil adalah salah satu yang terdepan di dunia dalam hal bioenergi, khususnya etanol. Melalui MoU ini, kita akan serius mendorong alih teknologi dan transfer pengalaman mereka untuk mendukung percepatan program bioenergi nasional,” jelas Bahlil.

Kolaborasi ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Brasil Juli 2025 lalu. Selain energi, sektor pertambangan juga menjadi area penting. Kedua negara akan berkolaborasi dalam tata kelola dan pengembangan sumber daya mineral, di mana Brasil diketahui memiliki cadangan besar bauksit, bijih besi, litium, serta menguasai cadangan niobium dunia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here