Salah satu lapangan migas offshore yang dioperasikan MedcoEnergi.

Jakarta, Petrominer – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merevisi turun target investasi hulu migas tahun 2020 ini. Penurunan ini disebabkan rendahnya harga minyak dan LNG akibat pandemi Covid-19.

“Investasi awalnya ditargetkan US$ 13,8 miliar. Namun berdasarkan kondisi saat ini, kami melihat capaian maksimal di angka US$ 11,8 miliar,” ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Kamis (11/6).

Dwi menjelaskan bahwa faktor rendahnya harga minyak dan LNG di tengah pandemi Covid-19 berdampak pada besaran investasi sektor hulu migas. Hingga Mei 2020, investasi hulu migas mencapai US$ 3,93 miliar.

“Kendati turun, SKK Migas terus melakukan beberapa upaya untuk memaksimalkan investasi hulu migas. Di antaranya tetap melakukan open data dan promosi open area, menjaga keekonomian wilayah kerja, efisiensi biaya, dan memaksimalkan One Door Service Policy untuk mempercepat perizinan,” ungkapnya.

Dwi berharap langkah-langkah ini dapat membantu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk memaksimalkan kinerjanya di saat sulit seperti ini.

Investasi Hulu Migas Kuartal I-2020. (SKK Migas)

Selain target investasi, SKK Migas juga melakukan penyesuaian terhadap target lifting minyak menjadi sebesar 705 ribu barrel oil per day (BOPD). Angka ini turun dari target awal 755 ribu BOPD.

“Untuk produksi gas, turunnya tingkat penyerapan gas oleh pembeli membuat target produksi ikut turun hingga 15 persen,” jelasnya.

Hingga Mei 2020, SKK Migas mencatat realisasi lifting migas nasional mencapai 1,712 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD). Dengan rincian, lifting minyak 701 ribu BOPD dan lifting gas 5.658 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau setara 1.010 ribu BOEPD.

“Realisasi lifting migas ini mencapai 90 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, yang dipatok sebesar 1,946 juta BOEPD,” ujar Dwi.

Dengan adanya penyesuaian-penyesuaian target tersebut, SKK Migas saat ini berupaya untuk menjamin proyek-proyek yang akan onstream di tahun 2020 dapat berjalan tepat waktu.

Untuk Kuartal III-2020, SKK Migas menargetkan lima proyek migas akan onstream, yaitu Lapangan MSTB Fase-1 WK Malacca Strait, Lapangan Cantik WK Belida, Kompresor Betung dan SKG-19 Musi Timur WK Indonesia Pt. Pertamina EP, Lapangan Meliwis WK Madura Offshore, dan Lapangan Peciko 8A WK Mahakam. SKK Migas mencatat adanya potensi penambahan produksi migas hingga 3.182 BOPD untuk minyak dan 109,5 MMscfd untuk gas.

“Kami optimis dengan adanya tambahan produksi dari proyek-proyek ini dapat membantu tercapainya target lifting akhir tahun,” kata Dwi.

Saat ini, tegas Dwi, tidak ada lapangan yang dimatikan. Meski begitu, diakui bahwa tingkat produksinya memang melambat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here