Koordinator Nasional PWYP Indonesia, Maryati Abdullah.

Jakarta, Petrominer – Publish What You Pay (PWYP) Indonesia menilai debat Pemilihan Presiden (Pilpres) putaran kedua kurang greget. Materi yang diperdebatkan pun tidak banyak menjawab persoalan mendasar, khususnya bagi sektor energi dan tata kelola migas, pertambangan dan sumber daya alam yang menjadi tema acara tersebut.

Debat Pilpres putaran kedua yang mengangkat isu infrastruktur, pangan, energi, Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup telah berlangsung, Minggu malam (17/2). Debat yang khusus menghadirkan Calon Presiden ini dibagi menjadi 3 segmen utama, yakni Segmen-1 (Penyampaian visi-misi); Segmen-2 (Pendalaman visi, misi, dan program melalui pertanyaan di setiap sektor); Segmen-3 (Sesi tanya jawab antar-kandidat), Segmen-4 (Tanggapan atas pemutaran video dan ilustrasi); serta Segmen-5 (Closing Statement dari masing-masing Capres).

“Kami menilai bahwa isu energi dan tata kelola kurang dalam dielaborasi,” ujar Koordinator PWYP Indonesia, Maryati Abdullah, Selasa (19/2).

Maryati menyebutkan, debat tersebut sejauh ini isu energi dan tata kelola SDA dan Lingkungan Hidup yang diangkat antara lain mengenai pengalihan energi fosil dengan menggunakan Biodiesel (B20 hingga B100), upaya pengurangan impor minyak dan BBM, penanganan pencemaran lingkungan dan sampah plastik, serta penanganan aspek lubang tambang. Meski sempat juga ada Capres yang menyinggung mengenai pembubaran Petral, mafia migas, dan divestasi Freeport.

“Padahal, komitmen yang meyakinkan dan menyelesaikan akar persoalan masalah, bisa mengurangi potensi golput dari kalangan pemilih yang tidak puas dengan visi-misi dan program Capres yang tidak menjawab persoalan krusial,” tegasnya.

Menurut Maryati, PWYP Indonesia dalam beberapa waktu terakhir ini getol memberikan masukan terkait masukan pertanyaan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tim panelis serta mengusulkan isu-isu prioritas di bidang energi dan tata kelola SDA yang seharusnya diselesaikan oleh kedua Capres tersebut.

Hal senada juga disampaikan Manajer Advokasi PWYP Indonesia, Aryanto Nugroho. “Debat Capres putaran kedua ini tampak kurang greget dan tidak banyak menjawab persoalan mendasar, khususnya bagi sektor energi dan tata kelola migas, pertambangan dan SDA yang menjadi fokus berbagai kalangan. Tanggapan kedua Capres dirasa kurang mendalam dan tidak terjadi perdebatan yang cukup dinamis di antara kedua belah pihak.”

Aryanto menyatakan, selain sektornya yang cukup banyak, isu energi dan pangan dijadikan dalam satu tema isu pembahasan pada Segmen-2. Akibatnya, sektor ini menjadi minim tereksplorasi. Hal ini juga sudah diutarakan oleh PWYP Indonesia dalam FGD bersama KPU dan panelis dalam beberapa waktu lalu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here