PTBA menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Salah satunya adalah penggunaan Hybrid Dump Truck (Belaz-75135).

Jakarta, Petrominer – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil menjaga kinerja tetap positif pada Semester I tahun 2023. Dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 2 persen, anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID ini berhasil mencatatkan laba bersih Rp 2,8 triliun.

Dalam 6 bulan pertama tahun 2023, PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 18,9 triliun, tumbuh 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total aset perusahaan per 30 Juni 2023 mencapai Rp 46,3 triliun, sementara per 31 Desember 2022 sebesar Rp 45,4 triliun.

“Pencapaian laba bersih didukung oleh peningkatan kinerja operasional Perseroan sepanjang Semester I-2023. Total produksi batubara pada Semester I-2023 mencapai 18,8 juta ton, tumbuh 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 15,9 juta ton,” ungkap Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Selasa (29/8).

Menurut Niko, kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batubara sebesar 19 persen menjadi 17,4 juta ton. Pada Semester I-2023, PTBA mencatat penjualan ekspor sebesar 7,1 juta ton, atau naik 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat 57 persen.

Berbagai hal yang menjadi tantangan bagi PTBA di tahun 2023 ini di antaranya adalah koreksi harga batubara dan fluktuasi pasar. Harga batu bara ICI-3 turun sekitar 48 persen dari US$ 138,5 per ton pada Juni 2022 menjadi US$ 72,63 per ton pada Juni 2023.

Di sisi lain, Harga Pokok Penjualan mengalami kenaikan. Di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.

“Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja positif. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal,” jelas Niko.

Selain itu, PTBA juga berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan PTBA.

Hilirisasi Batubara

Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan, PTBA berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara dan menjaga ketahanan energi nasional. Perusahaan telah memperoleh izin Kawasan Industri berbasis batubara atau Bukit Asam Coal Based Industrial Estate di Tanjung Enim dengan luas 585 Ha, dan saat ini dalam proses menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

PTBA telah menyediakan lahan untuk pembangunan industri hilirisasi yang bekerja sama dengan mitra potensial. Selain itu, PTBA telah mengalokasikan cadangan batubara khusus untuk proyek hilirisasi, sehingga kebutuhan batubara untuk industri hilirisasi dapat terjamin.

Manajemen Karbon

Sementara untuk mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, PTBA menerapkan praktek pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi.

Hingga Desember 2022, tercatat total areal reklamasi sudah mencapai 2.151,84 hektar (ha). Pada lahan tersebut telah ditanam 2.689.800 batang pohon. Berbagai jenis pohon yang ditanam diantaranya Sengon, Jati, Mahoni, Kayu Putih, Akasia, Angsana, Merbau, Bambu, Jabon, Pinus, Johar, Lonkida, Gamal, Saga, Pulai, Trembesi, Waru, Jambu Mete, Bayur, Bambu, Matoa, Laban.

Dari sisi operasional, PTBA menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan di antaranya Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000, Dump Truck sekelas 100 Ton hybrid (Diesel dan Listrik), dan Pompa Tambang berbasis Listrik. PTBA juga telah mengoperasikan bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan Unit Pertambangan Tanjung Enim.

Perusahaan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.

“Program-program dekarbonisasi ini merupakan bagian dari roadmap manajemen karbon PTBA hingga tahun 2050 yang akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal,” ujar Niko.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here