Pekanbaru, Petrominer – Pertamina berkomitmen akan memaksimalkan potensi blok Rokan. Bukan saja untuk menyuplai kebutuhan nasional, namun juga mendongkrak pembangunan ekonomi di Riau.

Menurut Upstream Project Leader Pertamina Hulu Rokan, Feri Sri Wibowo, ada empat komitmen Pertamina dalam pengelolaan blok Rokan pasca alih kelola dari TP Chevron Pacific Indonesia bulan Agustus 2021 nanti. Blok Rokan memiliki peran strategis dalam industri migas tanah air dengan menyumbangkan produksi 24 persen terhadap produksi Nasional.

“Ada empat komitmen Pertamina dalam pengelolaan blok Rokan nanti,” ujar Feri dalam kegiatan silaturahmi SKK Migas Sumatra Bagian Utara dan Pertamina Hulu Rokan dengan media dan mahasiswa di Pekanbaru, Riau, Senin (1/31).

Pertama, ungkapnya, memberikan kontribusi dari hasil blok Rokan terhadap Pendapatan Bagi Hasil Daerah. Kedua, badan usaha milik daerah berhak atas 10 persen participating interest (PI) blok Rokan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM 1923 K/10/MEM/2018.

Ketiga, kegiatan operasional Blok Rokan akan melibatkan partisipasi perusahaan lokal baik dalam bentuk barang, jasa, maupun tenaga kerja. Dengan demikian, ini akan menggerakkan keekonomian masyarakat Riau.

“Terakhir, kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan akan bersinergi dengan pemerintah daerah agar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan,” jelas Feri.

Dalam kesempatan yang sama, GM General Affairs and Operations Support CPI, Sukamto Tamrin, menjelaskan bahwa proses peralihan sudah dilakukan sejak tahun 2019. Sejauh ini, proses peralihan blok Rokan dari CPI kepada PHR masih terus berlangsung sesuai tahapan. Peralihan ini akan memakan waktu hingga 23 pekan ke depan.

“Kami sangat berkeinginan agar proses peralihan berlangsung lancar, tertib dan aman,” tegasnya.

PHR, CPI, dan SKK Migas terus berkoordinasi untuk pengambilalih-kelola blok Rokan pada 9 Agustus 2021. Program PHR berupa transisi sembilan bidang utama untuk tujuan menjamin keberlangsungan seluruh kegiatan operasi dan kegiatan rutin Blok Rokan pada saat PHR menjadi Operator.

Pada masa transisi, telah direncanakan dan disusun program pemboran sumur selama tahun 2021, baik oleh CPI maupun PHR. Ini sebagai salah satu upaya menahan turunnya produksi minyak Blok Rokan.

PHR akan berusaha melakukan program-program produksi baru seperti pemboran Infil, WO-WI, eksplorasi, optimasi waterflood, optimasi steamflood dan lain-lain. Targetnya, blok Rokan bisa memproduksikan total 1,5 miliar barel selama dua dasawarsa.

Kontrak bagi hasil blok Rokan telah ditandatangani antara SKK Migas dengan PHR dan disetujui oleh Menteri ESDM pada 9 Mei 2019 lalu. Jangka waktu kontrak bagi hasil ini berlaku selama 20 tahun pada 2021-2041. Efektif berlaku mulai 9 Agustus 2021, kontrak menggunakan skema bagi hasil gross split.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here