Posko Nasional Nataru Dibuka Lagi, Ini Tugas Pokoknya

0
567
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika (ketiga dari kiri), saat memberikan keterangan pers usai meresmikan pembukaan Posko Nasional Sektor ESDM periode Nataru 2025/2026 di kantor BPH Migas, Senin (15/12).

Jakarta, Petrominer – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam menyukseskan pelaksanaan Posko Nasional Sektor ESDM periode Nataru 2025/2026. Untuk pengaduan atau penyampaian informasi, masyarakat dapat menghubungi Posko BPH Migas di 021-5276709, Call Center ESDM (136), atau email posko@esdm.go.id.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika, saat meresmikan pembukaan Posko Nasional Sektor ESDM periode Nataru 2025/2026 di kantor BPH Migas, Senin (15/12).

Kementerian ESDM membuka Posko Nasional ini guna memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM), liquefied petroleum gas (LPG), listrik, serta kesiapsiagaan mitigasi bencana geologi selama Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Masa kerja posko mulai beroperasi pada 15 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026 di Kantor BPH Migas, Jakarta.

Menurut Erani, penyelenggaraan posko kali ini memiliki karakter yang lebih spesifik karena masih berada dalam masa pemulihan pascabencana di wilayah Sumatra. Pemerintah bersama berbagai pemangku kepentingan terus bekerja keras untuk memulihkan kondisi dan memastikan pelayanan yang baik bagi warga terdampak.

“Dalam beberapa pekan terakhir ini, seluruh pemangku kepentingan di Republik ini sudah berjuang keras untuk memastikan pengelolaan dan pemulihan di wilayah Sumatra tersebut. Dan sampai hari ini semuanya masih berjuang untuk memberikan pelayanan yang terbaik, keamanan bagi warga yang terdampak di wilayah Sumatra,” ungkap Erani.

Ketersediaan Pasokan

Dengan hadirnya Posko Nasional Sektor ESDM, seluruh anggota posko diminta untuk memastikan tiga hal utama, yaitu ketersediaan pasokan energi (listrik, BBM, LPG), aksesibilitas energi bagi masyarakat yang kurang terlayani, serta mutu layanan yang tetap prima.

Untuk pasokan BBM, kondisi secara umum diproyeksikan aman selama periode posko. BPH Migas dan Pertamina menyiagakan 125 terminal BBM, 7.885 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), serta 72 depot pengisian pesawat udara (DPPU). Fasilitas tambahan juga disiapkan di wilayah dengan permintaan tinggi.

Ketahanan stok untuk Gasoline, Gasoil, Kerosene, dan Avtur dijaga pada kisaran 17-23 hari. Proyeksi kenaikan permintaan Gasoline selama periode posko diperkirakan naik 3,2 persen dibandingkan realisasi normal, dengan rincian Pertalite 1,3 persen, Pertamax 9,6 persen, Pertamax Green 4,2 persen dan Turbo 9,8 persen. Sementara Gasoil diperkirakan turun 7,6 peresn, dengan rincian Solar turun 8,1 persen, Pertamina Dex turun 1,8 persen dan Dexlite naik 0,2 persen.

Pasokan LPG diperkirakan meningkat, namun stok nasional dijaga tetap stabil. Proyeksi penyaluran LPG selama periode posko naik sekitar 7,2 persen dibandingkan rata-rata penyaluran normal. Direktorat Jenderal Migas bersama Pertamina menyiagakan 40 terminal LPG, 736 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SP(P)BE), serta 6.634 agen LPG.

Prognosa menunjukkan ketahanan stok LPG nasional dalam kondisi aman dengan coverage days sekitar 12 hari. Di wilayah berpermintaan tinggi, agen dan pangkalan LPG disiagakan 24 jam.

Penyaluran gas bumi untuk 3.334 pelanggan komersial dan industri, 2.845 pelanggan kecil, lebih dari 817.000 pelanggan rumah tangga (jargas), serta pasokan untuk pembangkit listrik melalui lebih dari 34.000 km jaringan pipa gas, 16 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Mobile Refueling Unit (MRU), serta 3 terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang tersebar di 18 provinsi dan 74 kabupaten/kota, dipastikan dalam kondisi aman. Untuk sektor niaga, diprediksi terjadi penurunan volume sebesar 5,4 persen dibandingkan realisasi Nataru 2024.

Di bidang kelistrikan, proyeksi menunjukkan pasokan tenaga listrik pada sistem Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, dan sebagian besar wilayah Indonesia Timur dalam kondisi aman pada periode Nataru. Beban puncak diperkirakan sebesar 46.808 megawatt (MW), dengan daya mampu pasok (DMP) 53.930 MW, sehingga tersisa cadangan total sekitar 7.122 MW (15,2 persen).

Dari subsektor geologi, telah dibentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi yang siap merespons setiap kejadian bencana dalam jangka 24 jam. Tim ini juga meningkatkan pemantauan terhadap beberapa gunung api aktif untuk memperkecil risiko bagi masyarakat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here