Jakarta, Petrominer — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan terus mengejar realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) migas tahun 2017 ini. Salah satunya dengan cara mendorong percepatan kegiatan ekslorasi dan penyelesaian proyek pengembangan lapangan migas.

Direktur Jenderal Migas, Kementerian ESDM, Ego Syahrial, melaporkan bahwa realisasi lifting migas semester I-2017 belum bisa memenuhi target seperti yang telah dipatok dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017, yaitu minyak mentah 815 ribu Barrel Oil Per Day (BOPD) dan gas 1.150 ribu Barrel Oil Equivalent per Day (BOEPD).

“Semester pertama tahun ini, realisasi lifting minyak bumi baru mencapai 802 ribu BOPD, sementara gas bumi mencapai 1.131 ribu BOEPD. Meski begitu, kami yakin target APBN-P bisa dicapai menjelang akhir tahun ini,” ujar Ego ketika menyampaikan capaian kinerja subsektor Migas semester I tahun 2017 di Kementerian ESDM, Selasa (8/8).

Untuk mengejar target lifting migas tersebut, dia mengatakan Kementerian ESDM sudah menyiapkan sejumlah strategi. Seperti, menerapkan teknologi terkini dan tepat guna dalam produksi, melakukan efisiensi waktu dalam pelaksanaan pengeboran, serta mendorong percepatan kegiatan eksplorasi dan penyelesaian proyek pengembangan lapangan.

Kementerian ESDM juga minta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk melakukan pemeliharaan guna peningkatan keandalan fasilitas produksi sehingga unplanned shutdown bisa diminimalkan. Para kontraktor juga diminta untuk menambah investasi dalam kegiatan eksploitasi seperti pemboran dan workover; serta melakukan optimalisasi stok minyak untuk dilifting.

“Bersamaan dengan itu, kami juga akan berperan aktif dalam mengatasi masalah non-teknis seperti perizinan, pembebasan lahan, dan sebagainya,” ujar Ego, yang baru saja dilantik sebagai Dirjen Migas menggantikan IGN Wiratmaja Puja.

Untuk mendorong tumbuhnya investasi, menurutnya, Pemerintah telah menterbitkan skema Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split (PermenESDM No.8 Tahun2017). Kebijakan baru ini diharapkan bisa mendorong efisiensi pengelolaan biaya, mempercepat dan mengefektifkan eksplorasi dan eksploitasi, serta mendorong pengembangan dan penguatan industri dalam negeri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here