Ilustrasi jaringan 5G.

Dubai, Petrominer – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuka peluang investasi teknologi baru di Indonesia. Ini sebagai bagian dari upaya mengembangkan infrastruktur telekomunikasi dan menyiapkan transformasi digital dalam setiap aspek kehidupan.

Kementerian Kominfo memeriahkan Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai pada 24 Desember 2021 sampai 6 Januari 2022. Selain memamerkan pencapaian terkini pembangunan digital, dengan tema Indonesia Digital Opportunity, Kementerian Kominfo juga membuka peluang investasi sektor teknologi digital di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Kementerian Kominfo menyampaikan bahwa Indonesia telah melaksanakan pembangunan infrastruktur digital, termasuk membangun jaringan 5G. Uji coba jaringan tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2017 dan diimplementasikan secara komersial oleh tiga operator telekomunikasi seluler di 13 kota sejak 27 Mei 2021.

Menurut Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail, Indonesia membutuhkan pemerataan akses konektivitas digital karena kondisi alam dan juga tren peningkatan kebutuhan warga.

“Indonesia adalah negara berkembang yang luas dengan 17.000 pulau yang membutuhkan pemerataan akses konektivitas, terutama untuk konsumsi industri dan rumah tangga,” ungkap Ismail saat hadir secara virtual dalam Diskusi “5G Connectivity for Making Indonesia 4.0″ di Pavilun Indonesia Expo 2020 Dubai, Jum’at lalu (24/12).

Dia menyebutkan bahwa transformasi digital membutuhkan upaya kolektif untuk menjembatani kesenjangan digital. Caranya adalah dengan menghubungkan yang tidak terhubung dan membangun ketahanan serta pemberdayaan ekosistem digital dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Saat ini, ujar Ismail, Indonesia menghadapi tiga tantangan dalam meningkatkan perubahan di sektor digital, yaitu konektivitas, kesenjangan digital ketika pandemi dan perluasan jaringan infrastruktur digital.

“Masalah yang dihadapi Indonesia saat pandemi ini adalah infrastruktur digital yang efektif untuk mendukung produktivitas. Selain itu kesenjangan antara mereka yang mampu membayar layanan internet untuk produktivitas dan mereka yang harus mengurangi akses internet sebagai dampak ekonomi. Ketiga ada pergeseran dalam memastikan kapasitas, persaingan, dan keterjangkauan sambil mendorong investasi,” jelasnya.

Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berupaya mewujudkan target Advokasi Broadband Commission 2025 ITU. Di mana, pada tahun 2025 seluruh negara diharapkan dapat memberikan kebijakan pita lebar universal, keterjangkauan layanan broadband, mendorong setiap orang memiliki akses online, literasi dan keterampilan digital, layanan keuangan digital, e-commerce dan kesetaraan gender dalam mengakses layanan.

Menurut Ismail, ada keterkaitan antara keberadaan jaringan pita lebar dengan kemakmuran negara. Semakin tinggi penetrasi Fixed Broadband dan Mobile Broadband di suatu negara, semakin baik kemampuan negara tersebut untuk memitigasi risiko kerusakan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Peran fixed broadband lebih besar di negara maju untuk efek return to scale dan peran mobile broadband lebih besar di negara berkembang untuk aspek aksesibilitas,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ismail menyampaikan bahwa semua spektrum frekuensi jaringan 5G yang tersedia pada akhir tahun 2021 diperkirakan akan memacu pertumbuhan PDB menjadi Rp 2.874 triliun dan mencapai Rp 3.549 triliun pada tahun 2035. Sementara implementasi jaringan 5G di Indonesia diperkirakan bisa menigkatkan investasi sebesar Rp 591 triliun tahun 2030 dan meningkat menjadi Rp 719 triliun di tahun 2035.

“Melihat peluang ekonomi dan dampak implementasi 5G tersebut, saya mengajak sektor swasta meningkatkan investasi di Indonesia. Indonesia telah mempersiapkan transformasi digital di setiap aspek kehidupan, sambil membuka peluang investasi teknologi baru,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here