Bandung, Petrominer – PT Pertamina (Persero) berkomitmen mendukung penelitian dan pengembangan di sektor pendidikan dan penelitian. Kali ini dibuktikan melalui pembangunan gedung hibah untuk pembangunan Gedung Rekayasa Molekuler dan Material Fungsional di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Penyerahan hibah tersebut secara simbolis dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, pada acara kick off Pertamina Goes To Campus (PGTC) di ITB, Bandung, Senin (6/5).
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan hibah pembangunan gedung di ITB ini merupakan komitmen Pertamina dalam mendorong penelitian dan pengembangan teknologi. Apalagi, program penelitian dan pengembangan ini diyakini akan mendukung misi Pertamina mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
“Penelitian yang mutakhir di perguruan tinggi sangat dibutuhkan Pertamina untuk menghadapi tantangan energi yang semakin kompleks. Terobosan dan inovasi berbasis riset yang dihasilkan perguruan tinggi nantinya bisa diaplikasikan untuk menjawab kebutuhan di industri energi nasional,” ujar Fadjar.
Dia menjelaskan, pembangunan gedung perkuliahan dan penelitian ini telah dimulai sejak November 2023, dan diharapkan bisa selesai awal tahun 2025. Area perkuliahan dan penelitian akan terdiri dari tiga lantai, yang berlokasi di lantai 2, 3 dan 4. Pada lantai dua nantinya akan difungsikan untuk ruang kuliah umum dan multimedia co-working space.
“Ruang ini dipergunakan untuk perkuliahan dengan fasilitas hybrid yang berkapasitas besar hingga 500 peserta dan dilengkapi dengan ruang-ruang diskusi,” ujar Fadjar.
Lantai 3 akan dipergunakan untuk Laboratorium Open Innovation serta Computing & Modelling Room. Sedangkan Lantai 4 menjadi Laboratorium Intermediate yang dapat menampung 180 mahasiswa.
Di lantai 4 tersebut, terdapat 100 ruang asam dan 80 meja penelitian serta didukung oleh ruang instrumentasi.
“Aktivitas pada lantai 4 ini memiliki fokus untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki penelitian mutakhir. Di samping itu, lantai ini juga dapat difungsikan sebagai laboratorium kolaborasi dengan industri,” ungkap Fadjar.
Menurutnya, Pertamina dan ITB telah melakukan kolaborasi dalam berbagai penelitian. Salah satunya katalis, bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan minyak. Pertamina dan ITB telah berhasil mengembangkan teknologi katalis pertama di Indonesia yang diberi nama Katalis Merah Putih yang berperan penting pada pengurangan impor katalis secara nasional.