
Jakarta, Petrominer – Wabah virus Corona (Covid-19) telah menyebabkan tertundanya pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara. Estimasi kerugian investasi akibat penundaan ini diperkirakan mencapai Rp 209,6 trilun.
“Terdapat estimasi kerugian investasi sebesar Rp 209,6 triliun akibat pembangunan PLTU batubara yang tertuda akibat pandemi Covid-19,” ujar Peneliti Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Adila Isfandiari, dalam Media Briefing Secara Daring, Senin (30/3).
Mengutip data Global Energy Monitor, Adila menyebutkan bahwa per 8 Maret 2020 sudah ada 12 pengembang (Independent Power Producer/IPP) PLTU yang menyampaikan penundaan pembangunannya. Ada dua hal utama yang menjadi penyebab penundaan tersebut. Pertama, keterlambatan pengiriman impor bahan baku komponen PLTU.
“Faktor ini cukup mempengaruhi kemajuan konstruksi lantaran saat ini tingkat komponen dalam negeri dari pembangunan PLTU memang masih rendah. Lebih dari 60 persen komponen bahan baku masih diimpor,” jelasnya.
Dan kedua, pembatasan perjalanan yang dialami oleh tenaga kerja dari negara investor. Padahal selama ini, para investor kerap mengirim tenaga ahli langsung dari negaranya untuk bekerja di Indonesia.
“Banyak investor, misalnya dari Cina, membawa tenaga ahlinya untuk mengerjakan proyek tersebut. Namun karena ada pembatasan akibat pandemic Covid-19, pekerja mereka tidak bisa ke Indonesia,” ungkap Adila.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dari ke-12 PLTU yang ditunda tersebut, enam pengembang sudah menyampaikan notifikasi force majeure terkait dampak Corona, dan enam lainnya baru menyampaikan indikasi akan terdampak KLB secara informal.
Pengembang yang sudah menyampaikan notifikasi force majeure adalah PLTU Jawa-1 dengan kapasitas 1.000 megawatt (MW), PLTU Jawa-7 (2 x 1.000 MW), PLTU Bengkulu (2×100 MW), PLTU Meulaboh 3&4 (2×200 MW), PLTU Mulut Tambang Sumsel-1 (2×300 MW) dan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (2×600 MW).
Sementara pengembangan yang baru menyampaikan secara informal adalah PLTU Jawa-4 (2×1.000 MW), PLTU Kalbar-1 (2×100 MW), PLTU Kalbar-2 (2×100 MW), PLTU Kalteng-1 (2×100 MW), PLTU Sulbagut-1 (2×50 MW), dan PLTU Sulut-3 (2×50 MW).
























