Terkait Proyek Panas Bumi di Flores, Ini Sikap Gubernur NTT

0
321
Melkiades Laka Lena.

Jakarta, Petrominer – Forum Komunikasi dan Advokasi Komunitas Flobamora (FKKF) mengapresiasi sikap Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melkiades Laka Lena, yang mengakomodasi tuntutan masyarakat Flores dan Gereja se-Keuskupan Agung Ende untuk meninjau ulang proyek tenaga listrik panas bumi (geothermal) di wilayah itu.

Ketua Umum FKKF Jakarta, Marsellinus Ado Wawo, menilai Gubernur NTT telah menyerap aspirasi masyarakat Flroes dan merespons dengan tepat suara Gereja Katholik Nusa Tenggara. Masyarakat dan Gereja menuntut agar proyek panas bumi tersebut tidak dilanjutkan atau dihentikan. Alasannya, selain meresahkan dan menimbulkan kegaduhan, proyek tersebut dinilai telah membawa dampak buruk bagi penduduk dan lingkungan di sekitar lokasi proyek.

“FKKF sangat menghargai sikap Gubernur NTT yang mengoreksi proyek pembangunan geothermal di Flores, karena proyek tersebut telah mengakibatkan kerusakan lahan pertanian produktif, pencemaran lingkungan, termasuk sungai dan sumber air minum warga. Bahkan seng-seng rumah penduduk di sekitar lokasi proyek menjadi rusak akibat karat,” ungkap Marsel, Rabu (9/4).

FKKF Jakarta sangat mengapresiasi sikap Gubernur NTT yang memprioritaskan kepentingan masyarakat, mendengarkan asprirasi dan partisipasi masyarakat, menjaga kepentingan lingkungan hidup. Semua pemangku kepentingan proyek panas bumi, yang selama ini menimbulkan keresahan dan kerugian material di Flores, wajib hukumnya merehabilitasi kerugian masyarakat setempat.

FKKF menilai, Pemerintahan di berbagai tingkatan harus mendahulukan kebutuhan primer berupa pengembangan lahan pertanian produktif, di mana pangan merupakan sumber utama bagi kehidupan masyarakat. Kebutuhan listrik bisa dicarikan jalan keluar lainnya, berupa pemanfaatan sinar matahari, angin, biomasa, dan sumber energi baru terbarukan lainnya.

Kaji Ulang

Pekan lalu, Gubernur NTT menegaskan bahwa proyek panas bumi tersebut harus dikaji ulang dan bahkan jika perlu tidak dilanjutkan karena banyak kekurangan atau masalah sejak awal. Bahkan di beberapa daerah, seperti di Poco Leok, Manggarai, dan Mataloko di Ngada, telah menimbulkan keresahan bahkan kerugian bagi masyarakat.

Melki, demikian sapaan akrab Gubernur Melkiades Laka Lena, menilai proyek panas bumi tersebut sebaiknya tidak dilanjutkan di NTT, terutama di Flores. Hal tersebut diungkapkan setelah berdiskusi dengan Uskup Agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden SVD dalam kunjungan kerjanya ke Wisma Keuskupan Agung Ende di Ndona, Jum’at (4/4).

“Dalam pertemuan ini, kami membahas berbagai isu Pembangunan di NTT, khususnya di Kabupaten Ende, termasuk keberatan dari para uskup se-Nusa Tenggara (Denpasar, Labuan Bajo, Ruteng, Ende, Maumere, dan Larantuka), terkait proyek geothermal,” tulis Melki di akun Instagram prbadinya @melkilakalena.official, Jum’at (4/4).

Dalam postingannya tersebut, Melki juga mengakui proyek pengembangan panas bumi tersebut banyak kekurangan karena sejak awal didesaian kurang baik. Dia pun berkomitmen untuk memanggil para pihak terkait proyek tersebut.

Geothermal yang sudah berjalan agar dibenahi dan diperbaiki. Semua yang akan dibangun disepakati di-pending dulu. Pembangunan geothermal harus aman. Jika tidak aman.… sebaiknya tidak ada geothermal di wilayah ini,” tulis Melki.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here