
Jakarta, Petrominer – PT PLN (Persero) terus mengakselerasi penerapan smart meter berbasis Advanced Metering Infrastructure (AMI). Dengan tujuan, pengukuran penggunaan daya pelanggan semakin akurat dan layanan lebih optimal.
Menggandeng State Grid Corporation of China (SGCC), PLN telah berhasil merealisasikan pilot project implementasi smart meter AMI yang mencapai 93,54 persen dari total 1,2 juta di delapan provinsi Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengaku optimistis penerapan teknologi baru ini akan mampu meningkatkan mutu pelayanan PLN kepada pelanggan. Pasalnya, implementasi teknologi digital ini telah mendorong manajemen yang lebih efisien dan responsif.
“Penerapan smart meter AMI akan memberikan banyak manfaat dalam peningkatan akurasi dan transparansi perhitungan KWH meter. Dengan sistem ini para pelanggan bisa mengetahui profil beban sekaligus tagihan listrik yang tengah berjalan,” ungkap Darmawan dalam acara Achievement for Completion of AMI Meter Installation di kantor Pusat PLN Jakarta, Kamis pekan lalun (26/10).
Tidak hanya itu, pelanggan juga bisa mengecek energi listrik secara mandiri melalui aplikasi PLN Mobile. Pola layanan juga lebih fleksibel karena pelanggan bebas memilih layanan pasca atau prabayar.
“Melalui smart meter berbasis AMI ini, pembacaan data meter bisa dilakukan secara real time dari jarak jauh sekali pun, sehingga tidak diperlukan lagi pembacaan meter ke lokasi. Begitu juga dengan pemutusan dan penyambungan listrik, tidak lagi memerlukan petugas untuk datang ke lokasi,” ungkap Darmawan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwabPLN dan SGCC bergerak cepat untuk mengimplementasikan teknologi baru ini. Tercatat sampai Oktober 2023, smart meter AMI telah diterapkan di delapan provinsi, yakni Sumatera Utara sebanyak 41.821 (100 persen), Banten 138.733 (100 persen), Jakarta Raya 175.100 (100 persen), Jawa Barat 126.926 (100 persen), Jawa Tengah 52.071 (100 persen), Jawa Timur 81.750 (100 persen), Sulawesi Selatan Tenggara dan Barat 55.501 (100 persen). Adapun implementasi di Provinsi Bali sebanyak 476.422 atau 86,88 persen.
Hanya dalam waktu empat bulan, PLN telah berhasil mengganti lebih dari 1 juta Kwh smart meter untuk pelanggan di delapan provinsi. Sampei akhir tahun ini, ditargetkan selesai 1,2 juta Kwh smart meter.
“Keberhasilan implementasi proyek percontohan smart meter ini menjadi landasan kami melangkah lebih jauh. Melanjutkannya dengan membangun smart grid, mendigitalisasi sistem pembangkit, transmisi, dan distribusi kami,” kata Darmawan.