Jakarta, Petrominer – PT PLN (Persero) terus mengambil langkah strategis guna memperkaya peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dan PLN Indonesia Power (PLN IP), PLN akan berkomitmen untuk segera memproduksi hidrogen dan amonia hijau untuk bahan baku pupuk.
Komitmen ini direalisasikan lewat penandatanganan Head of Terms (HoT) Perjanjian Pembelian Hidrogen Hijau bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) dan ACWA Power. Kesepakatan ini ditandatangani dalam agenda Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di Jakarta awal September 2024 lalu.
Dalam kolaborasi ini, Pupuk Indonesia akan bertindak sebagai off-taker hidrogen hijau yang akan diproduksi oleh Project Company’s Hydrogen Plant dari Joint Development Agreement (JDA) bersama ACWA Power dan PLN.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengatakan kolaborasi strategis ini akan memastikan ketersediaan pasokan hidrogen hijau sebagai bahan baku utama produksi amonia hijau. Amonia hijau inilah yang selanjutnya dimanfaatkan oleh Pupuk Indonesia dalam memproduksi pupuk urea dan NPK, sehingga mendukung keberlangsungan pasokan bahan baku industri pupuk nasional.
“Kolaborasi dalam proyek ini tidak hanya sejalan dengan visi pemerintah menjalankan transisi energi, namun juga berkontribusi dalam membangun sistem ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia,” tegas Rahmad.
Lebih lanjut, dia menjelaskan karena sumber daya tak terbarukan seperti gas alam pada akhirnya akan habis, ini merupakan langkah strategis untuk menggantikan gas alam dengan air. Dengan begitu, Pupuk Indonesia dapat terus memasok pupuk yang dibutuhkan petani dan tetap menjadi pemain kunci dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Direktur Gas & BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menjelaskan hidrogen hijau merupakan salah satu energi baru yang penting dalam mencapai target transisi energi. Saat ini, PLN memproduksi sekitar 203 ton hidrogen hijau per tahun dari 22 instalasi hidrogen yang didukung oleh Renewable Energy Certificate (REC) serta sumber panas bumi.
Menurut Rakhmad, PLN EPI akan segera memulai pembangunan fasilitas hidrogen hijau dan pabrik amonia hijau di Jawa Timur, yang ditargetkan beroperasi tahun 2026-2027. Proyek ini diperkirakan dapat memproduksi 15 kilo tonnes per annum (ktpa) hidrogen hijau yang dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan industri, seperti produksi pupuk ramah lingkungan.
“Hidrogen hijau dan amonia hijau yang kami hasilkan akan mendukung sektor industri yang lebih bersih di Indonesia, serta memainkan peran kunci dalam upaya dekarbonisasi,” ucapnya.