Jakarta, Petrominer – Industri kemasan dan pencetakan berpeluang terus meningkat. Hal ini didukung oleh peningkatan transaksi e-commerce, kenaikan jumlah start up produk. Peluang ini kian besar berkat pola perilaku masyarakat yang ingin serba cepat sehingga konsumen beralih pada makanan dan minuman kemasan.
Selain itu, menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, meningkatnya preferensi konsumen terhadap ketahanan dan perlindungan produk dari kontaminan juga merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh industri kemasan dan pencetakan dalam negeri.
Demikian disampaikan Putu Juli Ardika saat mewakili Menteri Perindustrian membuka pameran The 23rd All Pack Indonesia dan The 25th All Print Indonesia, Rabu (9/10).
“Pameran All Pack Indonesia dan All Print Indonesia 2024 merupakan bagian dari upaya strategis untuk mendukung dan memajukan industri pengemasan dan percetakan di Indonesia,” ujar Chief Executive Officer Krista Exhibition, Daud D Salim.
Tahun ini, pameran diikuti lebih dari 1.500 perusahaan yang berasal dari 30 negara. Di antaranya Australia, Austria, Belgium, Canada, China, France, Germany, Greece, Hongkong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Kazakhstan, Malaysia, Pakistan, Polandia, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Taiwan, Thailand, Turkiye, Inggris, Amerika Serikat, Vietnam, Bavaria, Belanda, Denmark dan menargetkan lebih dari 80.000 pengunjung selama empat hari penyelenggaraan pameran.
Pameran ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang untuk menampilkan beragam inovasi produk, tetapi juga sebagai platform kolaborasi yang mendorong pertukaran ide serta business matching yang efektif sepanjang penyelenggaraannya.
Pameran akan berlangsung hingga 12 Oktober 2024 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta. Diselenggarakan bersama dengan pameran ALLPlas Indonesia Expo, ALL Food Technology Indonesia Expo , ALLProcess Indonesia Expo, ALL Industrial Expo, IPEX – Indonesia Pharmaceutical Expo, ALL Beverage Technology Indonesia Expo.
Pasar Global
Lebih lanjut, Daud Salin menyampaikan, The 23rd All Pack Indonesia dan The 25th All Print Indonesia menjadi momentum penyelenggaraan acara yang penting bagi para pelaku industri untuk memperkenalkan produknya di pasar global. Tentunya, hal ini juga bakal mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
“Industri kertas dalam negeri merupakan industri yang sangat potensial karena hampir semua jenis kertas telah dapat diproduksi di dalam negeri termasuk kertas uang dan kertas berharga yang memiliki spesifikasi khususnya aspek security,” ungkapnya.
Salah satu industri turunan pulp dan kertas adalah industri kemasan dari kertas dan karton, di mana saat ini terdapat lebih dari 480 perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Industri ini telah memproduksi berbagai jenis kemasan dengan kualitas standar konsumen.
Produk turunan lainnya adalah industri pencetakan yang berperan penting dalam perekonomian nasional, terkait dengan banyaknya serapan tenaga kerja.
Industri kemasan merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pasar relatif tinggi. Terdiri atas kemasan seperti kertas, karton, papan, rigid plastics, flexible plastics, gelas dan logam. Saat ini, jenis kemasan yang paling mendominasi industri kemasan global adalah kemasan flexible plastic 44 persen, paperboard 28 persen, dan kemasan rigid plastic 14 persen.
Pasar dalam negeri untuk produk industri kemasan cukup potensial karena terkait erat dengan industri manufaktur terutama industri makanan dan minuman. Sebanyak 70 persen produk kemasan digunakan oleh industri makanan dan minuman khususnya pada segmen kertas kemasan untuk produk pangan yang memiliki persyaratan food grade.
Beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan industri kemasan dan pencetakan adalah kemajuan teknologi pengemasan dan pencetakan. Adanya tuntutan estetika serta meningkatnya permintaan terhadap kemasan inovatif dari segmen pengguna akhir.
Tantangan bagi industri kemasan adalah penjualan mesin pengemasan yang dikombinasikan dengan penjualan bahan baku kertas dalam satu harga (bundling). Hal ini menyebabkan belum optimalnya penyerapan kertas di dalam negeri. Produsen mesin pengemasan diharap dapat berinvestasi atau melakukan transfer teknologi kepada produsen-produsen dalam negeri.