Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) memaparkan capaian ekspor industri otomotif nasional, didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kanan), pada jumpa pers terkait Simplifikasi Aturan Ekspor Kendaraan Bermotor dalam Bentuk Jadi (CBU) dalam rangka Mendorong Peningkatan Ekspor di PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), Selasa (12/2).

Jakarta, Petrominer – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyambut baik rencana penerbitan sejumlah regulasi untuk mendukung pengembangan sektor industri, termasuk mobil listrik, vokasi, dan litbang. Ini diharapkan bisa menarik investasi, utamanya dalam pengembangan mobil listrik.

“Ini yang sedang kami tunggu, karena sudah ada beberapa investor yang akan masuk,” ujar Airlangga di sela-sela jumpa pers tentang Simplifikasi Ekspor Kendaraan Bermotor dalam Bentuk Jadi (CBU), Selasa (12/2).

Kementerian Perindustrian, jelasnya, akan terus berupaya meningkatkan investasi dan memperluas pasar ekspor industri otomotif nasional. Itu sebabnya perlu insentif fiskal guna memacu produksi kendaran sesuai selera konsumen global.

Di sektor industri otomotif, sudah ada investor yang akan menanamkan modal senilai US$ 800 juta. Mereka berkomitmen membangun industri electric vehicle di Indonesia, dengan target produksi tahun 2022.

“Hal ini dapat mendukung target kita di tahun 2025, di mana 20 persen produksi adalah electric vehicle,” tegas Airlangga.

Menperin memastikan, kemampuan industri otomotif nasional saat ini telah kompetitif dan struktur manufaktur semakin dalam, dengan banyaknya dukungan industri komponen di dalam negeri. Malahan, beberapa kendaraan yang diproduksi, tingkat kandungan lokalnya sangat tinggi mencapai 75-94 persen.

“Kami terus mendorong manufaktur otomotif di dalam negeri untuk dapat merealisasikan pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) yang telah kami programkan melalui roadmap (peta jalan),” tegasnya.

Di dalam peta jalan tersebut, terdapat tahapan dan target upaya pengembangan kendaraan berbasis energi listrik di Indonesia. Pada tahun 2025, sekitar 20 persen dari kendaraan yang diproduksi di Indonesia adalah produk LCEV.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here