
Yogyakarta, Petrominer – Mahasiswa dan akademisi diajak untuk melihat transisi energi bukan sebagai hambatan. Mereka diminta menghadapi tantangan transisi energi sebagai peluang besar untuk beradaptasi, berinovasi, dan memimpin perubahan ini.
Ajakan ini disampaikan Direktur Utama PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), Avep Disasmita, saat tampil sebagai dosen tamu dalam International Energy Summit 2025 yang diselenggarakan oleh AAPG UGM Student Chapter di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (18/10).
“Hari ini, saya ingin mengajak kita semua melihat bagaimana lanskap energi global sedang berubah, bukan sebagai tantangan, tapi sebagai kesempatan besar bagi mereka yang mau berinovasi dan berani memimpin,” ujar Avep membuka sesi kuliahnya yang bertajuk “Leading in Energy Transition: A Drilling Services Company Perspective.”
Semangat perubahan dan inovasi dalam menghadapi tantangan transisi energi, menurutnya, bisa jadi peluang besar bagi mahasiswa dan akademisi untuk lebih beradaptasi dan berinovasi. Apalagi, transformasi tidak akan terjadi tanpa sumber daya manusia (SDM)-nya.
Avep menjelaskan, sektor energi dunia tengah mengalami transformasi besar-besaran. Hal ini didorong oleh dua kebutuhan utama, yakni menjaga ketahanan energi dan mencapai dekarbonisasi.
Meski pemanfaatan energi terbarukan berkembang pesat, namun data World Oil Outlook 2025 menunjukkan bahwa minyak dan gas bumi masih menyumbang lebih dari 50 persen kebutuhan energi primer dunia. Karena itulah, dunia masih memerlukan produksi migas, tetapi dengan cara yang lebih efisien, lebih bersih, dan lebih bertanggung jawab.
“Dunia masih butuh minyak dan gas, tapi harus diproduksi secara berkelanjutan. Kita harus bisa tampil lebih baik hari ini, sambil menyiapkan diri untuk masa depan,” tegasnya.
Sementara di Indonesia sendiri, permintaan energi masih akan tumbuh sekitar 5 persen per tahun hingga tahun 2034 mendatang. Hal ini seiring peningkatan populasi, industri, dan ambisi menuju ekonomi maju pada 2045. Selama masa transisi, peran sektor migas tetap penting khususnya untuk menjaga ketahanan energi nasional.
“Di sinilah peran perusahaan pengeboran seperti Pertamina Drilling menjadi krusial, memastikan produksi migas tetap berkelanjutan sambil mendukung agenda transisi energi nasional,” ungkap Avep.
Efisiensi dan Keberlanjutan
Dalam paparannya lebih lanjut, dia juga memperkenalkan kiprah Pertamina Drilling yang kini telah bertransformasi menjadi perusahaan jasa pengeboran dan energi terintegrasi.
Dengan 58 armada rig aktif dan lebih dari 110 layanan penunjang, Pertamina Drilling melayani berbagai perusahaan migas nasional maupun internasional, mulai dari Exxon, Medco, EMP, hingga perusahan-perusahaan geothermal di Indonesia. Pertamina Drilling juga tengah mengembangkan operasi di Malaysia, Timor Leste, serta membuka peluang bisnis di Irak, Aljazair, dan Taiwan.
“Kami ingin menjadi mitra strategis yang tak hanya handal dalam operasional, tapi juga menjadi bagian dari solusi energi masa depan Indonesia,” jelas Avep.
Dia menegaskan keberlanjutan hanya bisa dicapai melalui inovasi. Langkah inilah yang ditempuh Pertamina Drilling melalui sejumlah program unggulannya. Mulai dari IDESS (Integrated Drilling Engineering & Supervisory Services) yang berhasil menekan biaya pengeboran hingga 13 persen. Teknologi ERRA (Extended Reach Reservoir Access) untuk meningkatkan produksi tanpa rig pengeboran baru.
ICESS (Integrated CCS/CCUS Engineering & Supervisory Services) yang mendukung proyek penangkapan dan penyimpanan karbon di Indonesia. AI-SEE-U dan iGOS Systems, sistem berbasis kecerdasan buatan untuk memantau keselamatan kerja dan emisi gas secara real-time.
Serta Green Drilling Initiatives, yakni penggunaan Dynamic Gas Blending dan Battery Energy Storage System dalam kegiatan pengeboran untuk menekan emisi operasional.
“Inovasi adalah cara kami menjembatani efisiensi dan keberlanjutan. Kami tidak hanya mengejar teknologi, tapi juga menciptakan solusi lokal yang berdampak global,” ujar Avep.
Dia juga menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia. Melalui filosofi “Nurture from Within,” Pertamina Drilling terus melahirkan generasi muda yang berkompetensi tinggi di bidang pengeboran dan energi.
Program Drilling Well Engineering Trainee (DWET) menjadi wadah regenerasi, yang dididik dan dilatih di Indonesia Drilling Training Center (IDTC). Fasilitas milik Pertamina Drilling di Indramayu ini kini berkembang menjadi pusat pelatihan bertaraf internasional yang juga melayani pelatihan dari Tanzania, Namibia, dan Timor Leste.
“Transformasi tidak akan terjadi tanpa manusia. Kami berinvestasi besar untuk membangun kapabilitas, bukan sekadar kapasitas,” tegas Avep.
Mengakhiri paparanya, dia kembali mengajak para mahasiswa UGM untuk menjadi bagian dari perubahan besar di sektor energi.
“Transisi energi bukanlah tantangan, tapi peluang. Dengan inovasi, kolaborasi, dan ketangguhan, Pertamina Drilling siap memimpin perjalanan Indonesia menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan,” tutup Avep.























