
Karangasem, Petrominer – Pertamina melalui program Desa Energi Berdikari (DEB) hadir di Desa Besakih, Karangasem, Bali. Ini merupakan bagian dari wujud kepedulian kepada masyarakat dan lingkungan, terutama dalam meningkatkan keekonomian dan kemandirian energi masyarakat berkelanjutan.
Melalui program DEB, Pertamina sukses menghijaukan kawasan yang sebelumnya gersang menjadi ruang hidup yang lestari. Barisan pohon produktif ditanam warga melalui Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Maha Wana Basuki bersama Pertamina. Program Perhutanan Sosial ini tak hanya menghijaukan, namun juga membawa kesejahteraan.
Ketua LPHD Mahawana Besakih, I Nyoman Artana, sekaligus local hero Pertamina, menyampaikan bahwa Hutan Desa Besakih dikelola dengan mengedepankan aspek keseimbangan lingkungan, karena lokasi ini disebut Huluning Bali Rajya yang berarti hulunya Pulau Bali. Tentu mengelola lingkungan harus dimulai dari hulu, yaitu Besakih.
“Apabila lokasi ini tidak dipelihara dengan baik maka akan memengaruhi potensi bencana alam dan perubahan iklim di Bali,” ucap Nyoman usai seremoni peresmian Program DEB Desa Besakih, Jum’at (11/7).
Dia menjelaskan, pemulihan dan pengembangan hutan Desa Besakih dimulai sejak tahun 2023. Melalui program penguatan kelompok, penanaman pohon endemik, pengembangan produk madu. Sementara pendampingan dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Manggis dalam pembangunan dan penataan kawasan wisata.
“Hutan Desa Besakih dikelola dengan menerapkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berarti “tiga penyebab kebahagiaan,” terang Nyoman.
Menurutnya, konsep ini mengajarkan tentang hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.
PLTS
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan bahwa melalui program DEB Desa Besakih, fungsi kawasan hutan Desa Besakih kini ditingkatkan dengan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Energi terbarukan minim emisi itu berkapasitas 6,6 KWp dengan kapasitas baterai 20 KWh. Dimanfaatkan warga untuk mesin ekstraktor madu otomatis dan penerangan di lokasi camping.
“Program DEB Desa Besakih diharapkan dapat menggerakkan perekonomian area perhutanan sosial sebesar 120 juta rupiah per bulan melalui pengelolaan pariwisata dengan total kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara yang diestimasikan sebanyak 2.000 orang,” jelas Fadjar.
Selain itu, lewat produksi madu dan produksi pengolahan hasil hutan non kayu lainnya yang dikelola secara berkelanjutan.
Menurutnya, PLTS yang terpasang juga akan memberikan penghematan biaya listrik hingga Rp 14 juta per tahun dan mendukung pengurangan emisi karbon dengan potensi reduksi emisi karbon 8,59 ton Co2eq per tahun.
Selama ini, pembangunan DEB disesuaikan dengan potensi sumber energi bersih serta kekuatan dan keunggulan ekonomi masing-masing desa. Dengan begitu, program ini mampu memberikan efek ganda bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Secara nasional, hingga saat ini, Pertamina telah membangun 173 DEB di seluruh Indonesia. Terdiri dari 146 DEB berbasis energi surya, 16 DEB gas metana dan biogas, 8 DEB mikrohidro, 2 DEB energi biodiesel dan 1 DEB hybrid energi surya dan angin.
DEB Pertamina mendorong pemanfaatan energi terbarukan dengan kapasitas 791 ribu Watt Peak energi surya, 6.500 liter energi biodiesel, 860 ribu m3 ton biogas dan biometana, 16,500 Watt Peak energi hybrid surya dan angin dan 52 ribu watt energi mikrohidro.
“Seluruh energi bersih ini menyumbang pengurangan emisi karbon hingga 729 ton Co2eq per tahun,” jelas Fadjar.























