Kathy Wu, bp regional president Asia Pacific gas & low carbon energy, dan Hisashi Kishi, deputy division CEO, Chubu Electric, usai menandatangani MoU studi kelayakan rantai nilai CCUS dari Pelabuhan Nagoya, Jepang, termasuk potensi penyimpanan CO2 di lapangan Tangguh, Papua Barat, Indonesia.

Jakarta, Petrominer – Proyek CCUS Tangguh di Papua Barat mulai banyak dilirik perusahaan internasional. Salah satunya adalah Chubu Electric dari Jepang yang telah mematok target mencapai net zero emission CO2 dari operasinya pada tahun 2050.

Dengan kapasitas penyimpanan sebesar 1,8 Gt CO2, lapangan Tangguh berada di posisi yang tepat dan memiliki potensi besar untuk menjadi hub CCS pertama di Indonesia bagi penghasil emisi domestik dan internasional. Proyek CCUS Tangguh yang dioperasikan oleh bp telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Indonesia pada tahun 2021, pekerjaan FEED yang sedang berlangsung dan final investment decision proyek yang direncanakan dalam waktu dekat.

BP Berau Ltd (bp) selaku operator LNG Tangguh telah menandatangani Nota Kesepahaman (Mou) dengnan Chubu Electric Power Co., Inc. (Chubu Electric). MoU tersebut, yang ditandatangani dalam acara International & Indonesia CCS (IICCS) Forum 2023, Senin (11/9), untuk melakukan studi kelayakan rantai nilai CCUS dari Pelabuhan Nagoya, Jepang, termasuk potensi penyimpanan CO2 di lapangan Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat, Indonesia.

”bp dan Chubu memiliki hubungan yang telah terjalin lama, dan MoU ini menandakan kerja sama berkelanjutan kami untuk mendukung tujuan net zero Indonesia dan Jepang melalui inisiatif CCUS,” ujar Presiden Regional bp Asia Pasifik, Gas & Low Carbon Energy, Kathy Wu.

Kathy Wu menjelaskan, kedua perusahaan bekerja untuk mendukung dekarbonisasi di sekitar Pelabuhan Nagoya, sebagai bagian dari ruang lingkup Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada Februari 2023 lalu untuk dekarbonisasi Jepang dan kawasan Asia.

Pelabuhan Nagoya adalah pelabuhan terbesar di Jepang dalam hal volume kargo, terhitung 3 persen dari total emisi CO2 Jepang dan telah menetapkan target untuk mengurangi emisinya sebesar 46 persen pada tahun 2030, dibandingkan tahun 2013.

Untuk berkontribusi pada pencapaian target tersebut, afiliasi bp dan Chubu Electric akan melakukan studi tentang penangkapan, agregasi, pemanfaatan dan pengangkutan CO2 ke lokasi penyimpanan CO2 di luar negeri untuk realisasi CCUS, seperti yang diumumkan pada 3 Februari 2023.

“Berdasarkan MoU yang ditandatangani hari ini, kedua perusahaan akan menilai kelayakan penangkapan, agregasi, dan pencairan CO2 di Pelabuhan Nagoya untuk ekspor dengan transportasi melalui pengiriman CO2 untuk injeksi dan penyimpanan CO2 di pusat penyimpanan CO2 di Tangguh, Indonesia,” ungkapnya.

Sementara CEO Divisi Bisnis Global Chubu Electric, Hiroki Sato, menyatakan Ini adalah tonggak penting bagi proyek CCUS Pelabuhan Nagoya untuk dapat menentukan dan menilai lokasi penyimpanan Tangguh dalam sebuah studi kelayakan. Kolaborasi ini akan menggabungkan pengalaman bp p.l.c dalam mengembangkan proyek CCS skala besar dan pengetahuan Chubu Electric sebagai utilitas di wilayah Chubu untuk lebih mengeksplorasi solusi dekarbonisasi di Jepang dan kawasan Asia.

“Tangguh memiliki volume penyimpanan yang cukup besar. Kami akan bekerja sama dengan bp, berdasarkan penilaian kami terhadap potensi besar Tangguh sebagai tempat penyimpanan CO2, dengan tujuan dengan tujuan memulai proyek pada tahun 2030 sejalan dengan target pemerintah Jepang,” ujar Hiroki Sato.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here