Freeport Harus Tunduk Hasil Renegosiasi

0
425
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Satya Widya Yudha.

Jakarta, Petrominer – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Satya Widya Yudha, menyambut positif hasil kesepakatan renegosiasi antara Pemerintah dengan PT Freeport Indonesia (PTFI). Namun, yang harus ditekankan adalah bagaimana kesepakatan-kesepakatan penting tersebut dilaksanakan secara konsisten.

“Kita mengapresiasi hasil kesepakatan itu. Pemerintah tetap harus tegas dan Freeport harus tunduk atas hasil renegosiasi tersebut. Kini saatnya menaikkan posisi tawar Indonesia terhadap Freeport,” ujar Satya kepada wartawan usai menghadiri acara HUT DPR RI ke-72, di komplek DPR RI, Jakarta (29/8).

Politisi Partai Golkar tersebut juga mendorong kepada Pemerintah untuk memberikan kesempatan bagi perusahaan negara (BUMN) dan perusahaan swasta nasional dalam penguasaan saham divestasi PTFI. Sehingga, ke depan sudah tidak ada lagi istilah “dikuasai asing” dalam pengelolaan PTFI. Divestasi saham PTFI sebesar 51 persen menjadi cerminan bahwa sudah saatnya BUMN maupun swasta nasional mengambil peran yang cukup signifikan.

“Kita dorong Pemerintah untuk memberi kesempatan bagi BUMN dan swasta nasional. Seharusnya BUMN dan swasta nasional sanggup,” paparnya meyakinkan.

Seperti diketahui, hasil kesepakatan final renegosiasi Pemerintah dengan PTFI menghasilkan empat poin penting. Pertama, landasan hukum yang mengatur hubungan pemerintah dengan PTFI adalah IUPK, bukan kontrak karya (KK). Kedua, divestasi PTFI sebesar 51 persen untuk kepemilikan nasional. Ketiga, PTFI berkewajiban membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) selama lima tahun atau maksimal pada Oktober 2022. Dan keempat, stabilitas penerimaan negara, yakni penerimaan negara secara agregat lebih besar dibanding penerimaan melalui KK selama ini.

Menyoal perpanjangan kontrak yang diberikan kepada Freeport yaitu 2×10 tahun hingga tahun 2041 seperti dalam kesepakatan renegosiasi, Satya mengungkapkan bahwa tidak serta merta bahwa perpanjangan masa operasi tersebut dikabulkan oleh Pemerintah jika PTFI tidak patuh untuk merealisasikan poin-poin penting dalam kesepakatan renegosiasi.

“Tidak serta merta perpanjangan diberikan Pemerintah begitu saja, asalkan Freport benar-benar berpegang pada komitmennya terhadap poin-poin hasil final renegosiasi dengan Pemerintah,” tegasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here