Jakarta, Petrominer – SKK Migas berhasil meningkatkan persentase Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga melebihi target. Per April 2021, capaian komitmen TKDN mencapai 58 persen (cost basis) atau melebihi target TKDN hulu migas yang ditetapkan untuk tahun 2021 sebesar 57 persen.
Menurut Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya, Erwin Suryadi, SKK Migas terus berupaya menjaga capaian tersebut. Salah satunya adalah dengan mempertemukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan penyedia barang dan jasa untuk memanfaatkan peluang pengadaan barang dan jasa hulu migas.
“Kemarin (Jum’at, 7 Mei), kami menyelenggarakan kegiatan virtual Presentasi Perusahaan Dalam Negeri yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada perusahaan dalam negeri untuk menginformasikan kemampuannya kepada KKKS. Bagi KKKS, kegiatan ini akan meningkatkan pengetahuan mereka terhadap kemampuan perusahaan dalam negeri untuk mendukung kegiatan operasi mereka,” kata Erwin, Sabtu (8/5).
Dia menjelaskan, nilai pengadaan barang dan jasa di hulu migas per April 2021 mencapai US$ 1,136 juta. Maka dengan TKDN 58 persen, perputaran investasi di industri penunjang nasional mencapai US$ 658,9 juta atau setara dengan Rp 9,62 triliun.
“SKK Migas akan terus mempertahankan kinerja capaian komitmen TKDN yang baik ini, karena dampak positif terhadap perekonomian nasional sungguh dapat dirasakan. Industri hulu migas akan menjadi bagian dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan Pemerintah,” ungkap Erwin.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa SKK Migas akan terus berupaya melaksanakan program kerja yang berkesinambungan dan berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan penggunaan barang/jasa dalam negeri di kegiatan hulu migas sesuai dengan amanah Pemerintah. Ini diharapkan bisa meningkatkan potensi perusahaan dalam negeri, meningkatkan investasi dan efek berganda demi menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan kehadiran industri hulu migas.
Dalam kegiatan di atas, SKK Migas mengundang pimpinan Supply Chain Management (SCM) KKKS dan empat perusahaan dalam negeri, yaitu PT Fajar Benua Indopack dengan produk Gasket, Expansion Joint Metal, Flexible Hose Metal, PT Asia Mega Pasifik dengan produk Geomembrane HDPE, PT Harmand Intimarin Indonesia dengan produk Jasa Pemboran, Rig Darat, dan PT Bumi Cahaya Unggul dengan produk Pumping Unit.
“SKK migas berharap akan ada kolaborasi dari kedua belah pihak yang akan menjadikan kegiatan hulu migas yang lebih efektif dan efisien. Lebih lanjut, agar KKKS dapat mempertimbangkan serta berkomitmen untuk dapat menggunakan produk/jasa yang telah terbukti mampu diproduksi oleh para perusahaan-perusahaan dalam negeri,” ujar Erwin.
Pjs. VP SCM & Asset Management PT Pertamina Hulu Energi, Irfan Zaenuri, menyatakan dukungannya bagi pengembangan industri dalam negeri. Pada tahun 2020, Subholding Upstream Pertamina ini sudah melibatkan 111 pabrikan dalam negeri dalam transaksi untuk mendukung kegiatan operasionalnya.
Pada tahun 2021 dan tahun mendatang, Irfan berharap pabrikan dalam negeri lebih aktif untuk pengembangan kompetensi teknis maupun peningkatan kualitas dan kapasitas produksi sehingga dapat lebih berkontribusi dalam operasional Pertamina.
“Subholding Upstream juga telah dan akan terus menjadi partner pabrikan dalam negeri dengan memberikan masukan dan saran yang konstruktif dalam peningkatan kapabilitas pabrikan dalam negeri,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama Harmand Intimarine Indonesia, Dono Purwoko. Dia juga menyambut baik kegiatan tersebut dan menunggu pertemuan-pertemuan berikutnya.
“Adanya acara sosialisasi kemampuan industri dalam negeri seperti itu akan dapat meningkatkan peran serta industri penunjang hulu migas dalam negeri dalam rangka mendukung visi SKK Migas yakni produksi migas 1 juta BOPD dan 12 BSCFD,” ujar Dono.