Jakarta, Petrominer – PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatatkan laba bersih usaha sebesar Rp 37,7 miliar pada kuartal I tahun 2024. Capaian ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini diyakini karena kondisi cuaca yang buruk di Sumatera Selatan.
Direktur Operasional RMKE, William Saputra, menjelaskan curah hujan yang sangat tinggi telah menurunkan produksi tambang di sekitar area operasional. Tentunya, ini berdampak pada penurunan volume penjualan dan jasa batubara.
“Segmen penjualan dan jasa batubara berkontribusi masing-masing sebesar 48,3 persen dan 51,7 persen pada total laba usaha RMKE. Segmen jasa masih menjadi penyokong kinerja positif pada kuartal pertama 2024,” ungkap William, Kamis (6/6).
Seiring dengan capaian laba bersih tersebut, RMKE membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 585,9 miliar. Kinerja ini juga mengalami penurunan, sebesar 23,1 persen akibat cuaca ekstrim.
Hingga Maret 2024, RMKE membongkar muatan 768 rangkaian kereta dengan volume sebesar 1,9 juta MT batubara dan memuat 215 tongkang dengan volume sebesar 1,6 juta MT batubara. Volume tersebut turun signifikan karena curah hujan yang sangat tinggi.
Meski begitu, RMKE masih dapat menjaga ketepatan waktu bongkaran kereta untuk mengoptimalkan waktu operasional yang terbatas saat kondisi hujan. Hingga periode Maret 2024, RMKE berhasil membongkar muatan kereta dengan rata-rata waktu 3:18 jam, atau lebih cepat 4 menit dibandingkan dengan periode sama tahun lalu 3:22 jam.
“Ketepatan waktu ini menjadi prioritas Perseroan memberikan service excellent kepada pelanggan,” jelas William.
Pada segmen penjualan, RMKE berhasil menjual 760 ribu MT batubara pada kuartal I-2024, atau meningkat sebesar 5,7 persen. Volume penjualan batubara ini berasal dari tambang in-house dan pihak ketiga yang berkontribusi masing-masing sebesar 18,6 persen dan 81,4 persen.
“Perseroan berupaya untuk meningkatkan volume penjualan batubara dari pihak ketiga untuk mengurangi dampak negatif penurunan produksi tambang in-house karena cuaca buruk dan penurunan harga batubara,” paparnya.
Lebih lanjut, William menjelaskan dampak cuaca buruk ini cukup signifikan mempengaruhi kinerja operasional, namun kondisi ini bersifat sementara karena pada kuartal kedua tahun ini cuaca semakin ramah dan volume segmen jasa telah meningkat signifikan pada bulan Mei 2024 dan tertinggi selama periode tahun 2024.
Peningkatan kinerja operasional bulan Mei tahun ini merupakan indikasi yang sangat baik bagi kinerja RMKE di akhir semester pertama tahun ini. Dengan kondisi cuaca yang mulai membaik, perusahaan ini semakin optimistis untuk mengoptimalkan kinerja yang baik pada tahun ini.
“Untuk menjaga kinerja positif yang berkelanjutan, kami terus mengembangkan usaha logistik batubara dengan melihat peluang-peluang yang ada di luar Sumatera Selatan,” ujar William.