
Prabumulih, Petrominer – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah menetapkan Cluster Benuang di Field Adera sebagai pionir dalam penerapan Batch Drilling Onshore di seluruh area operasi PHR Regional 1 Sumatra. Upaya inovasi dan optimalisasi di Cluster Benuang diharapkan dapat menopang keekonomian sumur serta mendukung pengembangan lapangan-lapangan migas lainnya.
Direktur Utama PHR, Ruby Mulyawan, mengatakan Cluster Benuang memiliki posisi strategis dan berada di sekitar lapangan-lapangan produktif seperti Limau, Gunung Kemala, dan Raja. Berbagai inovasi telah diterapkan di area produksi ini. Mulai dari merging, interpretasi rig, interpretasi 3D seismic, bypass oil, hingga multilayer reservoir yang berhasil meningkatkan produksi.
“Cluster Benuang dikelilingi lapangan produktif dengan sejumlah teknologi. Semua upaya itu berhasil menambah produksi Cluster Benuang dari 380 BOPD menjadi 3.200 BOPD pada awal tahun 2025,” ungkap Ruby di sela kegiatan Management Walkthrough (MWT) terhadap Implementasi Campaign Optimus “Batch Drilling” Cluster Benuang, Field Adera – Zona 4 – PT Pertamina EP, Selasa (6/5).
Kegiatan MWT ini merupakan bagian dari upaya perusahaan mendukung target nasional 1 juta barel per hari (bph) tahun 2030. Selain memastikan kesiapan aspek HSSE, juga memastikan kesiapan para perwira yang nantinya akan menjalankan tugas di lapangan.
Dalam kesempatan itu, Ruby bersama General Manager Pertamina Hulu Rokan Zona 4, Djudjuwanto, mendampingi Dewan Komisaris Pertamina Hulu Energi yg dipimpin oleh Rinaldi Firmansyah (Komisaris Utama), Direktur Pengembangan & Produksi Awang Lazuardi beserta Manajemen PHE, dan Direksi PDSI.
Batch Drilling Onshore adalah metode pengeboran sumur minyak dan gas bumi (migas) yang dilakukan secara berkelompok dalam satu lokasi daratan (onshore). Upaya inovasi dan optimalisasi yang dilakukan PHR di Cluster Benuang diharapkan dapat menopang keekonomian sumur serta mendukung pengembangan lapangan-lapangan migas lainnya.
Keunggulan batch drilling adalah efisiensi waktu dan biaya. Dengan metode ini, perusahaan dapat menghemat hingga 30 persen dari biaya operasional serta mempercepat waktu pengeboran hingga 95 hari dibandingkan metode konvensional. Selain itu, teknik ini juga meningkatkan produktivitas karena memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih optimal dan mengurangi waktu henti operasi.
Upaya inovasi dan optimalisasi yang dilakukan PHR di Cluster Benuang diharapkan dapat menopang keekonomian sumur serta mendukung pengembangan lapangan-lapangan migas lainnya. Langkah ini juga sejalan dengan program Swasembada Energi yang dicanangkan oleh pemerintah dalam 8 program Asta Cita.
“Batch Drilling Onshore akan menjadi solusi inovatif dalam efisiensi produksi, dengan potensi cost saving hingga 30 persen serta percepatan waktu operasi hingga 95 hari, tentunya dengan tetap memastikan aspek keselamatan,” ujar Awang.
























