PLTU Suralaya, Cilegon, Banten.

Jakarta, Petrominer – PT PLN (Persero) telah menerapkan sistem Measurement, Reporting and Verification (MRV) dalam pengoperasian pembangkit listrik. Ini dilakukan sebagai salah satu aksi mitigasi perubahan iklim melalui penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Melalui anak usahanya, PT Indonesia Power, PLN secara sukarela telah menerapkan sistem MRV di Unit Pembangkitan Suralaya, Cilegon, Banten. Hasilnya, sebuah penghargaan pun diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Indonesia Power diakui berkontribusi dalam registri aksi dan sumber daya pada Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI).

“Pembangkitan Suralaya menjadi pembangkit pertama di Indonesia yang secara voluntary menerapkan sistem MRV untuk aksi mitigasi perubahan iklim,” ujar Direktur Pengembangan dan Niaga Indonesia Power, Adi Supriono, usai menerima penghargaan tersebut secara langsung dari Menteri LHK Siti Nurbaya, Selasa lalu (16/1).

Seperti diketahui, sistem MRV yang handal di pembangkit listrik bertujuan meningkatkan kualitas data penurunan emisi GRK.

Menurut Adi, penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan Pemerintah atas kontribusi Indonesia Power terhadap upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia, terutama dalam penurunan emisi GRK.

“Kami lakukan rehabilitasi boiler dan turbin-generator di Unit 1 dan 2 PLTU Suralaya. Kami juga melakukan penggantian lampu TL menjadi lampu LED,” jelasnya.

Upaya lain PLN dalam pengurangan emisi dapat dilihat dari banyaknya pengembangan energi baru dan terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), panasbumi (PLTP), angina atau bayu (PLTB), surya atau sinar matahari (PLTS), sampah, biomass dan sumber EBT lainnya.

Penggunaan teknologi HELE (high efficiency, low emission) seperti boiler upercritical dan ultra-supercritical untuk PLTU batubara di pulau Jawa dan Sumatera juga membuktikan bahwa PLN peduli dengan upaya pengurangan emisi GRK dari pembangkitan tenaga listrik.

“Selain penurunan emisi dalam bentuk pengembangan pembangkit EBT, fuel switching, efisiensi energi dan penghijauan, PLN juga melakukan upaya penurunan emisi melalui mekanisme karbon kredit,” ujar Adi.

Hingga akhir tahun 2017, PLN dapat menurunkan emisi CO2 (dalam bentuk Certified Emission Reduction) melalui mekanisme Clean Development Mechanism sebesar 157.550 ton CO2, dan sebesar 3.721.025 ton CO2 melalui mekanisme Verified Carbon Standard.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here