(kiri ke kanan) Kevin Jayanathan, Sales Director South East Asia Baker Hughes a GE Company (BHGE) dan Derek Price, Sales Director APAC BHGE pada acara peluncuran Subsea Connect, Selasa (9/4). (Petrominer/Fachry Latief)

Jakarta, Petrominer – Baker Hughes a GE Company (BHGE) memperkenalkan teknologi pendekatan baru dalam pengembangan proyek minyak dan gas bumi (migas) di bawah laut. Pemanfaatan teknologi ini diyakini bisa menghembat biaya hingga 30 persen dan juga berpotensi menambah ketersediaan cadangan migas.

Kepada para perusahaan migas, perusahaan jasa migas ini menawarkan solusi Subsea Connect dan AptaraTM TOTEX-Lite Subsea System. Ini merupakan rangkaian teknologi baru dengan sistem modular yang ringan dan didesain khusus untuk dapat digunakan sepanjang umur pengeboran di bawah laut. Solusi ini mengkombinasikan perencanaan dan manajemen resiko dengan teknologi laut dalam modular baru serta kemitraan yang inovatif dan pemanfaatan teknologi digital.

“Subsea Connect dapat menghemat biaya pembangunan dari proyek migas bawah laut rata-rata 30 persen, serta berpotensi untuk menambah ketersediaan cadangan minyak global hingga 16 miliar barel,” ujar Sales Director Asia-Pacific (APAC) BHGE, Derek Price, ketika memperkenalkan Subsea Connect di Jakarta, Selasa (9/4).

Dengan demikian, jelas Derek, BHGE memiliki peluang yang besar untuk dapat membantu menurunkan biaya CAPEX dan OPEX yang harus dikeluarkan para operator pengeboran. Tidak hanya itu, solusi ini juga mampu mengubah proyek-proyek yang tadinya tidak layak menjadi layak secara komersial.

Derek Price, Sales Director APAC (Asia-Pacific) Baker Hughes a General Electric (BHGE) pada acara peluncuran Subsea Connect, Selasa (9/4). (Petrominer/ Fachry Latief)

“Dengan perbedaan biaya yang lebih rendah, solusi Subsea Connect memungkinkan perubahan berkelanjutan dalam jangka panjang dan mendorong penciptaan nilai mulai dari konsep hingga operasional selama umur proyek pengeboran tersebut,” paparnya.

Derek menegaskan bahwa pihaknya berharap solusi teknologi ini bisa diterapkan di Indonesia. Apalagi, Indonesia adalah pasar yang bagus bagi teknologi tersebut, karena memiliki banyak potensi migas yang berada di lepas pantai dan lapangan-lapangan marjinal.

“Kami mengincar semua proyek di indonesia,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Presiden Direktur BHGE Indonesia, Iwan Chandra. Dia mengatakan Indonesia memiliki cadangan migas bawah laut yang substansial dan sangat penting bagi pembangunan nasional dalam jangka panjang. Untuk membuka potensi nilai cadangan di bawah laut ini, bila dibandingkan yang ada di daratan, memiliki berbagai tantangan signifikan seperti tingkat modal yang diperlukan serta biaya operasional yang tinggi.

“Solusi Subsea Connect kami yang baru bertujuan untuk secara langsung menjawab masalah ini dengan masalah ini dengan menerapkan pendekatan bisnis baru untuk menurunkan total modal dan biaya operasional terkait dengan produksi migas di laut dalam,“ ujar Iwan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here