Jakarta, Petrominer – PT MedcoEnergi Energi Internasional Tbk. (MedcoEnergi) mencatat kinerja keuangan yang positif pada semester I tahun 2024, dengan raihan laba bersih sebesar US$ 201 juta. Capaian tersebut diperoleh berkat harga komoditas yang lebih tinggi dan peningkatan kontribusi pendapatan dari sektor usaha pertambangan.
CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, menyampaikan bahwa pada semester I-2024, MedcoEnergi mencatat EBITDA US$ 650 juta, naik dibandingkan EBITDA pada periode yang sama tahun 2023 yang mencapai US$ 634 juta. Sementara laba bersih yang sebesar US$ 201 juta diraih karena didukung oleh harga minyak dan gas yang lebih tinggi dan peningkatan kontribusi pendapatan Amman Mineral International (AMMN).
“Realisasi harga minyak rata-rata US$ 81 per barel, dan harga gas rata-rata US$ 7 per mmbtu. Sementara kontribusi laba bersih dari AMMN sebesar US$ 99 juta meningkat secara signifikan, karena didukung oleh produksi tembaga dan emas yang hampir mencapai rekor tertinggi,” ujar Roberto dalam siaran pers yang diperoleh PETROMINER, Rabu (31/7).
Direktur Utama MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, mengaku sangat senang dengan kinerja yang dicapai sepanjang enam bulan pertama 2024 ini.
“Saya sangat senang dengan hasil yang dicapai Perseroan di semester pertama. Akuisisi Oman berjalan dengan baik, dan dividen yang lebih tinggi baru-baru ini menunjukkan komitmen kami yang berkelanjutan untuk memberikan imbal balik kepada para pemegang saham,” ujar Hilmi.
Lebih lanjut, Roberto menjelaskan bahwa kinerja operasional sejalan dengan panduannya, termasuk program pengeboran yang membuahkan hasil. Fitch dan S&P juga telah meningkatkan peringkat kredit MedcoEnergi menjadi BB-. Ini merupakan bukti keberhasilan MedcoEnergi dalam menjalankan strategi pertumbuhan dan deleveraging yang konsisten.
Pada semester I-2024, produksi migas sebesar 153 mboepd, di atas panduan namun 5 persen lebih rendah dibandingkan produksi pada semester I-2023. Penunan ini diduga karena berkurangnya hak kelola blok Corridor setelah perpanjangan PSC, permintaan gas yang lebih rendah di Singapura dan divestasi blok 12W Vietnam. Meski begitu, sebagian diimbangi oleh volume minyak yang lebih tinggi dari blok 60 Oman dan Natuna.
Belanja modal migas sebesar US$ 152 juta, untuk melanjutkan pengembangan di Natuna, Corridor, dan sumur produksi di blok 60 Oman.
Sementara penjualan tenaga listrik mencapai 2.003 GWh, dimana 20 persen diantaranya berasal dari sumber energi terbarukan.
Belanja modal ketenagalistrikan sebesar US$ 36 juta. Pembangunan PLTS Bali Timur 25 MWp berada di jalur yang tepat untuk selesai pada akhir 2024 dan pengembangan geotermal Ijen 34 MW tahap I berjalan dengan baik dan akan selesai pada kuartal I-2025.
Di sektor usaha pertambangan, produksi tembaga mencapai 236 Mlbs, naik 76 persen dari tahun sebelumnya. Produksi emas mencapai 495 Koz, naik 189 persen yang merupakan rekor produksi semester pertama tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Harga tembaga mencapai US$ 4,5 per lbs.
Proyek smelter mulai commisioning pada 31 Mei 2024, dengan produksi pertama katoda tembaga diharapkan pada kuartal IV-2024.
Amman Mineral Nusa Tenggara telah menerima izin ekspor dari Kementerian Perdagangan untuk mengekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024.