
Aceh Tamiang, Petrominer – Pemulihan pasokan listrik terus dilakukan di tengah kondisi lapangan yang masih dinamis pascabencana. Untuk memastikan pasokan listrik kembali diperoleh secara bertahap oleh masyarakat Aceh, PT PLN (Persero) melakukan inovasi dalam pemulihan jaringan transmisi 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan–Langsa. Salah satunya dengan memodifikasi alat berat (crane) sebagai tower darurat.
Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, langkah tersebut ditempuh karena kondisi lapangan di salah satu titik transmisi di Aceh Tamiang yang belum mendukung untuk pembangunan tower darurat dalam waktu yang singkat. Dia turun langsung untuk memastikan langsung proses pembangunan tower darurat sebagai upaya pemulihan interkoneksi listrik Sumatra-Aceh pascabencana di Aceh Tamiang.
“Di lapangan, kami menghadapi endapan lumpur, material sisa banjir, serta akses kerja yang terbatas. Kondisi ini membuat pembangunan fondasi tower darurat akan membutuhkan waktu lebih lama, sehingga kami memilih solusi yang tetap aman agar pemulihan dapat terus berjalan,” ujar Darmawan di sela-sela kunjungannya tersebut, Kamis (18/12).
Melalui inovasi ini, interkoneksi sistem kelistrikan Aceh yang tadinya terisolasi telah kembali terhubung dengan backbone sistem besar Sumatra. Setelah sistem kelistrikan Sumatra–Aceh tersambung kembali, pasokan listrik pun dialirkan secara bertahap dan aman.
“Pada proses ini, kami lakukan secara bertahap dan hati-hati untuk menjaga keselamatan masyarakat, khususnya di wilayah yang masih terdampak genangan air atau lumpur,” ungkap Darmawan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Edwin Putra Nugraha, menjelaskan bahwa pemanfaatan crane sebagai tower darurat dipilih sebagai pendekatan teknis sementara. Dengan begitu, jalur transmisi bisa kembali difungsikan tanpa menunggu kondisi lapangan sepenuhnya pulih.
Edwin menegaskan, seluruh tahapan pekerjaan dilakukan melalui pengujian teknis dan pengawasan berlapis. Tujuannya, untuk memastikan keselamatan sistem serta lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan.
“Setiap langkah percepatan yang kami lakukan harus tetap mengutamakan keandalan sistem dan keselamatan seluruh pihak. Karena itu, tiap keputusan teknis diambil secara cepat dan berdasarkan pengujian di lapangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Edwin menekankan bahwa pemanfaatan crane sebagai tower darurat bersifat sementara. Seiring membaiknya kondisi tanah dan akses kerja di lokasi terdampak, PLN akan melanjutkan pembangunan tower transmisi permanen sesuai standar ketenagalistrikan guna memastikan keandalan pasokan listrik dalam jangka panjang.
PLN berkomitmen untuk terus bersama masyarakat Aceh mengupayakan peningkatan layanan kelistrikan serta memantau keandalan sistem secara berkelanjutan hingga seluruh pelanggan kembali menikmati pasokan listrik secara normal. Dengan pulihnya sistem kelistrikan Aceh dan beroperasinya seluruh gardu induk secara normal, diharapkan aktivitas ekonomi, layanan publik, serta kehidupan sosial masyarakat dapat kembali pulih secara bertahap.
“Kami akan terus berupaya maksimal di lapangan hingga pemulihan kelistrikan Aceh benar-benar tuntas dan pasokan listrik bagi seluruh masyarakat kembali andal,” paparnya.

























