Karawang, Petrominer – Kru Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Regional Jawa terlibat dalam misi penyelamatan 10 awak kapal nelayan, Sabtu (28/9). Para nelayan tersebut sempat terombang-ambing dan terjebak sekitar 11 kilometer dari pesisir Pantai Utara Jawa.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menyampaikan bahwa penyelamatan para nelayan tersebut merupakan contoh bukti komitmen perusahaan untuk selalu menjaga keselamatan operasi migas dan siap membantu masyarakat, khususnya nelayan yang melaut di sekitar wilayah kerja ONWJ.
“Sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah perairan, kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan bersama. Kami berharap kejadian nahas ini tidak terulang kembali. Dan semoga para nelayan dapat kembali melaut dengan selamat,” ujar Wira, Kamis (10/10).
Superintendent KLA Flowstations, Achmad Mohan Sifai, menceritakan kronologis penyelamatan dan kejadian sebelumnya yang menimpa para nelayan tersebut.
Beberapa jam sebelumnya, menjelang tengah hari, 10 nelayan asal Desa Ciparage, Karawang, melaut dengan kapal tangkap, dengan tulisan “Badak Liar” di bagian lambung kapal. Alat jaring payang mereka sudah penuh terisi ikan ketika mesin kapal mati total di tengah laut Jawa.
Kerusakan di gearbox menyebabkan mesin kapal mati. Awak kapal mencoba berbagai cara untuk menghidupkan mesin. Namun mesin kapal gagal dihidupkan kembali. Peralatan mekanik yang tidak lengkap dan ombak yang besar kian mempersulit usaha mereka. Tanpa pilihan, para nelayan tersebut pasrah dihanyut arus ombak selama tiga jam.
Menjelang sore, gelombang Laut Jawa menyeret kapal nelayan tersebut mendekati sumur KLXA di area Lapangan KLA, yang dioperasikan PHE ONWJ. Para awak kapal melambaikan tangan dan berteriak minta pertolongan ke arah anjungan lepas pantai. Kru PHE ONWJ yang tengah bertugas langsung bergerak cepat, kapal USV Fulmar PHE ONWJ melaju mendekati kapal yang terombang-ambing tersebut.
Gelombang laut dan hari yang mulai gelap membuat operasi penyelamatan berlangsung tidak mudah. Ombak yang terus mengayunkan kapal nelayan itu menyulitkan kru PHE ONWJ untuk mengarahkan kapal tersebut ke titik aman.
Namun dengan menggunakan tambang, kapal USV Fulmar berhasil menarik kapal nelayan itu ke area bouy (struktur apung untuk menambatkan kapal di perairan-red) milik PHE ONWJ yang berjarak 5 kilometer dari lokasi awal. Proses penyelamatan berlangsung intens selama satu setengah jam. Berkat kesigapan kru PHE ONWJ, akhirnya pada pukul 18.30 WIB seluruh nelayan berhasil dievakuasi dengan selamat tanpa cedera.
Dalam situasi darurat, setiap detik sangat berharga. Keberhasilan evakuasi tidak hanya bergantung pada kesiapan tim, tetapi juga pada kemampuan untuk menghadapi kondisi yang tidak terduga dan mengatasi berbagai rintangan yang muncul di lapangan.
“Proses evakuasi ibarat ujian ketahanan dan keberanian bagi kru PHE ONWJ. Berbagai tantangan seperti gelombang tinggi, angin kencang, dan visibilitas yang rendah dapat membuat misi penyelamatan menjadi semakin rumit dan berbahaya,” ungkap Achmad.