Tanjung Enim, Petrominer – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memulai pilot project konversi batubara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion). Teknologi konversi batubara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet merupakan yang pertama di dunia.
Artificial Graphite merupakan bahan utama untuk pembuatan anoda. Adapun Anode Sheet adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub positif), salah satu komponen penting untuk baterai Li-ion.
Peluncuran perdana (soft launching) pilot project ini digelar di Kawasan Industri Tanjung Enim, Senin (15/7). Hadir antara lain Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, beserta jajaran Direksi, dan Direktur Pemanfaatan Riset & Inovasi pada Industri BRIN, Mulyadi Sinung Harjono.
Dalam sambutannya, Dilo menyampaikan bahwa seluruh perusahaan di bawah Grup MIND ID senantiasa berkomitmen dalam mengoptimalkan nilai tambah sumber daya mineral dan batubara Indonesia. Upaya ini dilakukan melalui mandat untuk mengelola sumber daya dan cadangan strategis, melakukan hilirisasi, dan kepemimpinan pasar guna menjadi perusahaan kelas dunia.
Dia berharap pilot project ini dapat terus berlanjut hingga ke tahap komersial. Karena itulah, keberlanjutan proyek ini sangat memerlukan dukungan dan kajian mendalam dari aspek keekonomiannya.
Sementara Arsal mengatakan, pengembangan batubara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet merupakan wujud komitmen PTBA dalam mendukung kebijakan Pemerintah untuk mendorong hilirisasi batubara serta menjaga ketahanan energi nasional.
“Bukit Asam ingin menghadirkan energi tanpa henti untuk negeri. Salah satu upaya yang kami lakukan yakni dengan mewujudkan industri batubara dengan clean technology di Indonesia,” ungkapnya.
Menurut Arsal, implementasi Anode Sheet berbahan baku batubara ini merupakan yang pertama di dunia, sehingga dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam hilirisasi batubara. Pengembangan batubara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet juga akan mendukung kemajuan industri kendaraan listrik di dalam negeri.
Kebutuhan Artificial Graphite dan Anode Sheet akan semakin meningkat di masa mendatang, seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik. Tak hanya untuk industri kendaraan listrik, kedua bahan baku ini juga dibutuhkan industri-industri lain, seperti industri penyimpanan energi, elektronik hingga peralatan medis.
Pada kesempatan yang sama, Mulyadi menyampaikan harapannya agar pilot project konversi batubara ini dapat membawa manfaat untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri bahan baku strategis.
“Kami berharap kerja sama dengan PTBA terus berlanjut, menghasilkan penelitian yang bermanfaat, serta pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet ini berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan,” ucapnya.
Proses Konversi
Konversi batubara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu proses karbonisasi batubara menjadi batubara semikokas atau coalite.
Kemudian coalite dihaluskan menjadi serbuk, lalu melalui proses perendaman, pemanasan, pencucian, pengeringan dan penghalusan hingga menjadi Artificial Graphite yang merupakan bahan utama Anode Sheet.
Pembuatan Anode Sheet dimulai dari pencampuran Artificial Graphite dengan bahan-bahan lain. Campuran tersebut dipanaskan, lalu dilakukan pencetakan sehingga membentuk lembaran di atas kertas tembaga. Tahap terakhir adalah pengeringan sehingga terbentuk Anode Sheet.