
Jakarta, Petrominer – Penggunaan alat-alat kesehatan lokal terus meningkat di dalam negeri dalam lima tahun terakhir ini. Dari persentase 19 persen di tahun 2019, menjadi lebih dari 45 persen pada tahun 2024. Ini menunjukan bahwa penggunaan alat-alat kesehatan lokal secara perlahan mulai menjadi substitusi alat kesehatan impor, karena sepenuhnya diduung oleh pengadaan riset dan pengembangan.
Demikian dikemukakan oleh Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, L. Rizka Andalucia, saat membuka pameran Indohealthcare Gakeslab Expo 2025, Rabu (6/8). Pameran yang diikuti lebih dari 60 perusahaan dari 12 negara akan digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, hingga 8 Agustus 2025.
“Guna mendorong lebih tinggi lagi penggunaan alkes lokal, Pemerintah memberikan sejumlah insentif bagi para produsen alat kesehatan lokal, baik dalam bentuk fiskal ataupun non fiskal,” ujar Rizka.
Hal senada disampaikan Staf Ahli Menperin Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan. Mwakili Menteri Perindustrian dalam acara pembukaan tersebut, Adie menyampaikan bahwa sejumlah peralatan kesehatan yang sebelumnya harus diimpor, seperti MRI, CT scan, dan ventilator, kini sudah dapat diproduksi dari dalam negeri.
Diperkirakan total nilai penjualan alat-alat kesehatan di dalam negeri sudah mencapai lebih dari Rp 200 triliun. Sedangkan jenis peralatan lokal diperkirakan lebih dari 400 macam.
Kemenperin telah mendorong transformasi industri alat kesehatan yang inovatif, berbasis teknologi, dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri. Untuk itu Kemenperin terus berupaya memperkuat daya saing dan kemandirian industri alat kesehatan dalam negeri.
“Apalagi, industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Adapun fokus utama dari peta jalan ini adalah pengembangan industri berbasis inovasi, teknologi digital, dan efisiensi rantai pasok,” ungkap Adie.
Rakernas Gakeslab
Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer Krista Exhibitions, Daud D. Salim, menjelaskan bahwa pameran ini merupakan momentum penting bagi industri kesehatan nasional. Indohealthcare Gakeslab Expo hadir sebagai platform penting bagi pelaku industri kesehatan untuk saling terhubung, bertukar pengetahuan, dan menjajaki peluang bisnis baru.
“Melalui pameran ini, kami berharap dapat mendorong pertumbuhan industri alat kesehatan dalam negeri, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di peta industri kesehatan global,” ujar Daud.
Tidak hanya menjadi ajang pameran produk dan teknologi, Indohealthcare Gakeslab Expo 2025 juga menjadi penting karena diselenggarakan berbarengan dengan Rakernas Gakeslab Indonesia, yakni tahun ini mengusung “Internal Empowerment of the Organization to Support Sustainability of National Medical Device Resilience” sebagai agenda utama.
Kegiatan ini menjadi forum strategis bagi para anggota Gakeslab dari seluruh Indonesia untuk merumuskan arah kebijakan, memperkuat kolaborasi industri, serta menjawab tantangan dan peluang dalam sektor alat kesehatan nasional.
Selain itu, ada program Business Matching yang menjadi salah satu agenda unggulan untuk menjembatani komunikasi dan kerja sama langsung antara satuan kerja rumah sakit (Satker), distributor, suplier, dan exhibitor. Melalui pertemuan terjadwal ini, para pelaku industri dapat menjajaki kebutuhan secara lebih spesifik dan membangun kemitraan strategis.
Selain Rakernas, pameran ini juga dikolaborasi dengan seminar nasional, workshop edukatif, dan Desk Consultation yang membahas isu-isu krusial seperti CDAKB, NIE, CPAKB, serta peluang ekspor bagi UMKM alat kesehatan bersama Kementerian Perdagangan.
Dari sisi akademik, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran turut memperkaya rangkaian acara melalui seminar bertema “The Importance of Caries Prevention for Children’s Growth and Development,” yang mengangkat pentingnya kesehatan gigi anak dalam mendukung tumbuh kembang yang optimal.























