Fabrikasi Anjungan KLD di Handil-1 Fabrication Yard, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Handil, Kutai Kertanegara, Petrominer – Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) akan segera memulai proyek pengembangan lapangan KLD di lepas pantai utara Jawa Barat. Tahap fabrikasi anjungan untuk ditempatkan di lapangan ini telah selesai dan anjungan tersebut pun telah diluncurkan.

Setelah selesai tahap pabrikasi yang dilakukan oleh PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Anjungan KLD diberangkatkan (sail away) menuju lepas pantai utara Jawa Barat. Sesuai dengan protokol pencegahan Covid-19, Seremoni Sail Away Anjungan KLD dilakukan secara virtual, Rabu (15/7).

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PHE Subholding Upstream, Budiman Parhusip, menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan kinerja dan performance PHE ONWJ. Proses fabrikasi Anjungan KLD yang tepat waktu membuktikan bahwa PHE ONWJ telah berupaya maksimal untuk tetap on track sesuai dengan jadwal penyelesaian proyek.

Menurut Budiman, Tim Proyek telah memberlakukan mekanisme Work From Home (WFH) untuk pekerja di kantor proyek dan meminimalkan jumlah pekerja di site untuk mengutamakan kesehatan. Sedangkan Kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah selain memberlakukan 50 persen WFH untuk pekerja di Jakarta, juga mempertahankan jumlah pekerja di site yang diperlukan untuk penyelesaian tahap pekerjaan ini.

Tahap fabrikasi (first cut) anjungan ini dimulai bulan September 2019 lalu. Milestone pengembangan lapangan KLD ini diharapkan memenuhi OTOBOSOR (on time, on budget, on scope and on return) dan tentunya tetap mengedepankan aspek keselamatan, kesehatan dan lindung lingkungan dalam pelaksanaannya.

“Lapangan tua adalah tantangan tersendiri. Mengurangi natural decline tentunya membutuhkan strategi khusus. Yang kami lakukan dengan Pengembangan lapangan KLD adalah langkah nyata PHE khususnya PHE ONWJ untuk mengejar target produksi,” ujar Budiman.

Sementara GM PHE ONWJ, Cosmas Supriatna, menjelaskan bahwa perjalanan menuju lokasi pemasangan akan memakan waktu selama sekitar 10 hari. Diperkirakan di bulan Agustus 2020, sudah bisa dilakukan pemasangan Anjungan KLD yang terdiri atas pile, jacket, dan topside termasuk boat landing anjungan sudah dapat dilakukan.

“Kami berharap pengembangan lapangan KLD sesuai dengan timeline,” tegas Cosmas.

Proyek dengan alokasi biaya US$ 35,42 juta dan potensi cadangan mencapai 1,6 mmbc/30,7 BCF (6,9 MMBOE) ini diharapkan bisa lebih cepat dari rencana awal di kuartal I-2021. Produksi dari dua sumur di lapangan KLD nantinya akan menyumbang tambahan migas sebesar 500 BCPD dan 15 MMSCFD. Produksi migas ini akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri, sehingga bisa menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.

Dalam sambutannya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan bahwa tahun 2020 ini sangat challenging, dengan harga minyak dunia yang rendah dan wabah Covid-19 sangat berdampak pada industri hulu migas. SKK Migas memberikan apresiasi kepada PHE ONWJ yang terus berkoordinasi untuk menyelesaikan proyek ini di tengah pembatasan mobilitas sebagai dampak Covid-19.

“Kerja keras ini tidak sia-sia, karena penyelesaian proyek diharapkan dapat dipercepat dari dari jadwal yang telah ditetapkan. Kami berharap capaian yang membanggakan ini dapat dikawal dengan baik agar memberikan dampak positif pada penambahan produksi migas dan dalam jangka panjang akan menopang upaya mencapai produksi 1 juta barel di tahun 2030 untuk mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata Dwi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here