Jumpa pers acara “NUSATIC-NUSAPET 2024”. Pameran dan kontes ikan hias international ini akan digelar di ICE BSD City pada 7-9 Juni 2024.

Tangerang, Petrominer –  Tak hanya menjadi eksportir ikan hias terkemuka di dunia, Indonesia juga bakal menjadi tuan rumah bagi bertumbuhnya ekosistem ikan hias di perairannya sendiri. Dengan begitu, bibit ikan hias berkualitas pun akan seluruhnya bisa diperoleh dari dalam negeri.

Harapan tersebut disampaikan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistiyo, dalam jumpa pers terkait penyelenggaraan “NUSATIC-NUSAPET 2024”. Pameran dan kontes ikan hias international ini akan digelar di ICE BSD City pada 7-9 Juni 2024.

Dalam kesempatan itu, Budi juga menyampaikan bahwa  KKP selaku ”leading sector” akan sepenuhnya mendukung kegiatan ini, termasuk mengundang sejumlah  Kedutaan Besar terkait yang ada di Indonesia untuk menghadiri perhelatan ini.

Acara jumpa pers juga dihadiri Plt Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Andreas Hutahaena, dan Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi, Usman Effendy.

Ketua Umum NUSATIC (Nusantara Aquatic) dan NUSAPET (Nusantara Pet), Sugiarto, menjelaskan bahwa NUSATIC-NUSAPET merupakan pameran dan kontes ikan hias international terbesar di dunia. Event ini sekaligus menjadi ajang pameran dan kontes hewan peliharaan lainnya (pet).

Karena sudah menjadi branding ikan hias, Indonesia pun berdaya saing di pasar internasional. NUSATIC yang sudah dimulai sejak tahun 2016 menjadi upaya meningkatkan minat melestarikan serta menjaga keragaman ikan hias dan hewan peliharaan. Event ini juga akan memperluas jangkauan pemasaran di dalam dan di luar negeri, serta meningkatkan posisi tawar Indonesia sebagai negara penghasil ikan hias terkemuka dunia.

Penyelenggaraan NUSATIC juga bertujuan mendukung dan mewujudkan program Pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, melalui Rencana Aksi Nasional Ikan Hias yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 34 tahun 2022 Tentang Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia, untuk menjadikan NKRI sebagai negara industri ikan hias serta pengekspor ikan hias terbesar di dunia.

“Sejak tahun 2016–2023, penyelenggaraan NUSATIC telah menghadirkan lebih dari 16 ribu ekor ikan. Sementara NUSAPET yang baru pertama kali diselenggarakan tahun ini, diharapkan dapat berlanjut terus serta menarik minat masyarakat pencinta hewan peliharaan,” ungkap Sugiarto

Di tahun 2016, NUSATIC mulai memperkenalkan pasar ikan hias Indonesia ke tingkat internasional secara lebih terbuka, sehingga didatangi 11 ribu pengunjung dan diisi 76 tenant. Dari tahun ke tahun, antusiasme masyarakat mengunjungi NUSATIC semakin meningkat. Telihat dari jumlah kunjungan yang konsisten naik, sehingga di tahun 2023 mencapai 20 ribu pengunjung dan diisi 140 tenant.

“Dilihat dari total nilai ikan hias yang dipamerkan tahun 2016 yang menampilkan 4.560 ekor ikan hias dengan total nilai penjualan Rp 15 miliar, maka pada tahun 2023 semakin meningkat dan mencapai 16.129 ekor ikan hias dengan nilai penjualan Rp 40 miliar,” jelas Sugiarto.

Sementara Ketua Panitia, Djohan Tjiptadi, menyampaikan bahwa pelaksanaan NUSATIC tahun ini ditargetkan mencapai 20.000 ekor ikan hias dan dikunjungi 30 ribu orang. NUSATIC juga diharapkan bisa menjadi tempat mendapatkan informasi pasar ikan hias domestik dan internasional.

Menurut Djohan, NUSATIC juga bisa jadi peluang usaha bagi para pelaku ikan hias nusantara. Apalagi, event tersebut didukung oleh meningkatnya nilai ekspor ikan hias Indonesia.

“Tahun 2020 misalnya, nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai US$ 30,76 juta (Rp 447,78 miliar) dan menjadi US$ 34,55 juta (Rp 494,47 miliar) di tahun 2021,” paparnya.

Angka tersebut terus naik menjadi US$ 36,43 juta (Rp 542,91 miliar) pada tahun 2022. Nilai ini setara dengan 11,3 persen persen dari total ekspor ikan hias dunia yang mencapai US$ 321 juta.

“Kondisi ini menjadikan posisi Indonesia sebagai negara eksportir terbesar kedua dunia ikan hias, yang artinya menggeser posisi Singapura dan Belanda. Sementara Jepang masih menduduki posisi pertama eksportir ikan hias di dunia,” ungkap Djohan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here