Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB, Sri Widiyantoro (kanan) dan Direktur Utama PT Sumber Energi Sukses Makmur (SESM), Zulfian Mirza (kiri), usai menandatangani MoA di Bandung, Selasa (2/4).

Bandung, Petrominer – PT Sumber Energi Sukses Makmur (SESM), perusahaan pemasok batubara domestik, mulai melebarkan sayap bisnisnya ke bidang energi baru terbarukan (EBT) ini. Perusahaan ini ingin ambil bagian dalam pencapaian target EBT 25 persen di bauran energi nasional tahun 2025.

Tidak tanggung-tanggung, SESM menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan potensi EBT di Indonesia. Sebuah Memorandum of Agreement telah ditandatangani dengan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB.

Menurut Direktur Utama SESM, Zulfian Mirza, MoA ini secara spesifik terkait dengan komitmen bersama kedua belah pihak dalam pengembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan mendorong perkembangan EBT di Indonesia.

“Langkah ini sebagai bagian dari kontribusi perseroan dalam mendukung program pemerintah yang hendak meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional,” ujar Zulfian usai menandatangani MoA tersebut, Selasa (2/4).

Berdasarkan kesepakatan itu, SESM dengan didukung ITB akan mengembangkan teknologi PLTS yang pada aplikasinya dapat memanfaatkan lahan bekas tambang yang tidak produktif sebagai area operasinya. Dengan begitu, lahan yang sudah tidak produktif itu akan dikelola menjadi ladang energi.

Melalui kerjasama itu, kedua pihak akan menjajaki peluang produksi local photovoltaic (local PV). Mereka akan melakukan studi untuk menekan intermittent penyerapan tenaga matahari pada PV panel dan mengembangkan fungsi storage untuk menyimpan energi sinar matahari.

Kerjasama ini juga diharapkan dapat mendorong ITB untuk memanfaatkan teknologi bagi pengembangan energi alternatif. Terlebih sebagai lembaga pendidikan, FTTM – ITB dapat mempercepat proses penguasaan dan pengembangan teknologi EBT di Indonesia.

“Kerjasama ini akan memberikan dampak besar tak hanya pada sektor industri semata, melainkan juga pada penguatan kompetensi Sumber Daya Manusia di bidang EBT yang datang dari ITB,” jelas Zulfian yang juga merupakan anggota Advisory Board program studi Teknik Metalurgi – ITB periode 2018-2023.

Sementara itu, Dekan FTTM-ITB, Sri Widiyantoro, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi riset dengan SESM. Menurutnya, kerjasama ini bisa menjadi contoh yang positif bagi industri untuk menjalin kerjasama riset dengan perguruan tinggi yang hasilnya nanti akan kembali ke industri itu sendiri.

Sri Widiyantoro berharap kerjasama ini akan memberikan hasil yang positif bagi kedua belah pihak dan juga perkembangan industri. Dengan keterbatasan dana dari perguruan tinggi, dukungan pelaku industri seperti yang dilakukan SESM dapat menumbuhkan riset yang aplikatif bagi kebutuhan bangsa.

Untuk tahap awal, SESM akan membangun PLTS di rooftop Gedung Labtek IVA Program Studi Teknik Pertambangan dan Teknik Metalurgi FTTM ITB sebesar 10 kWP (kilo Watt Peak) yang dapat digunakan sebagai model dan penelitian lebih lanjut. Kapasitas ini disesuaikan dengan luasan area rooftop yang tersedia. Tahapan berikutnya, keunggulan-keunggulan hasil penelitian ITB tersebut akan digabungkan dengan penerapan teknologi manufaktur lokal, sehingga manfaatnya bisa dapat langsung dirasakan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here