Industri Panel Surya juga Dibangun di Kawasan Hijau Kepri

1
686
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dan Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura, Tan See Leng, menunjukkan MoU terkait Zona Industri Berkelanjutan disaksikan Presiden Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di Singapura, Senin (16/6).

Singapura, Petrominer – Pembangunan Kawasan Industri Hijau terintegrasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi salah satu kerja sama strategis yang disepakati Indonesia dan Singapura. Komitmen ini dikukuhkan dalam  Memorandum of Understanding (MoU) terkait Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone) yang telah ditandatangani kedua pihak.

Secara simbolis, MoU tersebut diperlihatkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dan Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura, Tan See Leng, kepada Presiden Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di Singapura, Senin (16/6).

Bahlil menjelaskan inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan di subsektor energi bersih. “Sesuai arahan Presiden untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan (win-win), kami telah meminta Pemerintah Singapura untuk mempertimbangkan secara serius pembangunan kawasan industri yang bertujuan untuk hilirisasi berbasis energi baru terbarukan,” jelasnya saat mendampingi Presiden Prabowo pada agenda kenegaraan di Singapura.

Pengembangan kawasan industri ini dirancang dengan ekosistem yang komprehensif. Pasokan energi akan dijamin melalui perdagangan listrik lintas batas berbasis energi bersih. Selain itu, untuk menjaga emisi tetap rendah, teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) akan diimplementasikan melalui MoU terpisah di bidang tersebut.

“Kesepakatan ini membuka peluang pasar baru bagi energi surya dan panas bumi nasional. Sementara teknologi CCS akan memberikan solusi untuk industri yang sulit melakukan dekarbonisasi,” ungkap Bahlil.

Hilirisasi

Bagi Pemerintah, menurutnya, pembangunan kawasan industri hijau di Kepri diharapkan menjadi model pengembangan ekonomi rendah karbon yang mampu menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong transfer teknologi canggih. Bahlil menekankan bahwa program hilirisasi menjadi syarat mutlak dalam kerja sama ini. Dia pun memastikan bahwa industri pembuatan komponen utama seperti panel surya dan kabel akan didirikan di Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan.

“Nilai tambah yang kita akan bangun adalah solar panel itu industrinya nanti di Indonesia. Bahkan untuk kabel Itu juga akan dibangun di Indonesia,” ujar Bahlil.

Dia juga optimistis proyek ini akan berjalan lancar karena telah dipersiapkan secara matang. Kawasan industri tersebut akan kita bangun bersama di Karimun dan Bintan agar dekat dengan Singapura.

Seremoni pengukuhan kerja sama di Singapura hari ini merupakan puncak dari rangkaian diskusi intensif tim teknis kedua negara. Agenda ini juga bagian dari pertemuan bilateral tingkat tinggi, termasuk  Leaders’ Retreat, yang menegaskan prioritas Indonesia pada realisasi investasi sektor energi hijau.

Sebelumnya, Bahlil dan Tan See Leng telah menandatangani tiga MoU terkait pengembangan energi ramah lingkungan antar kedua negara, yang dilaksanakan di Kantor Kementerian ESDM, Jum’at lalu (13/6). Kerja sama energi ini dituangkan dalam 3 MoU yaitu MoU Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone/SIZ); MoU Interkoneksi dan Perdagangan Listrik Lintas Batas, Teknologi Energi Terbarukan dan Rendah Karbon, serta Efisiensi dan Konservasi Energi; dan MoU Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Lintas Batas.

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here